Oleh : David Sir (Praktisi Hubungan Masyarakat)
TEROPONGNTT, KUPANG — Tanpa terasa 59 tahun sudah Universitas Nusa Cendana (Undana) berkiprah merajut peran membangun bangsa. Selama itu, sudah banyak yang dilalui oleh Undana, baik keberhasilan, cobaan ataupun tantangan. Setiap pencapaian yang diraih selama ini adalah tanda bakti Undana untuk negeri. Selama 59 Undana bersatu-padu, berkarya penuh semangat untuk tumbuh dan berkembang menjadi kebanggaan bangsa, khususnya masyarakat Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Berumur panjang adalah harapan dari semua makluk hidup di muka bumi. Begitu juga institusi pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi bahkan perusahaan-perusahaan, pasti menginginkan unruk dapat tumbuh dan langgeng seperti halnya Undana yang telah menginjak usia 59 tahun pada 1 September 2021 besok.
Sekilas Keberadaan Undana
Ide masyarakat untuk memiliki sebuah perguruan tinggi di kawasan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya terjawab melalui satu proses yang cukup panjang. Karena Undana dibangun atas dasar cita-cita besar masyarakat NTT untuk mendapatkan pendidikan yang lebih layak, karena itu mereka menuntut adanya satu universitas negeri di daerah ini. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No.111 tahun 1962, tanggal 28 Agustus 1962, telah ditetapkan berdirinya universitas negeri yang berkedudukan di Kupang terhitung mulai 1 September 1962, sekaligus sejak taat itu tanggal 1 September ditetapkan sebagai tanggal lahirnya (Dies Natalis) Undana.
Proses awal berdirinya Undana pada saat itu belum memiliki nama, maka oleh panitia persiapan pendiri, diajukan tiga nama yakni Nusa Cendana, Paraja dan Liurai. Dari ketiga nama yang diusulkan panitia pendiri tersebut, ternyata yang disetujui adalah Nusa Cendana sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1963, tanggal 23 April 1963 dan sejak saat itu, nama universitas negeri yang baru diresmikan itu adalah Universitas Negeri Nusa Cendana yang disingkat Undana.
Pendidiri Universitas Nusa Cendana yang semula bernama Universitas Negeri Kupang, adalah W.J. Lalamentik yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kapten TNI El Tari, dan Drs. R. Karsono Kramadiredja sebagai Sekretaris I dan II yang dilengkapi dengan lima seksi terdiri atas para pejabat dan tokoh masyarakat NTT. Sementara peresmian universitas negeri yang baru berdiri itu dilaksanakan pada tanggal 17 September 1962 bertempat di ruang DPRD Tingkat I NTT.
Untuk kelancaran tugas Universitas negeri yang baru itu, dibentuklah pimpinan universitas dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri PTIP No 162/MP/1962 tanggal 14 Pebruari 1962 serta mengangkat Catur Tunggal Provinsi NTT sebagai Presidium universitas yang diketui oleh Mohamad Salim,SH (Kepala Kejaksaan Tinggi di Kupang) dan Drs. S. Daud sebagai Sekretaris. Selain itu, telah dibentuk pula Yayasan Universitas yang diketuai oleh W.C.H. Oematan.
Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No 111 tahun 1962 diperkuat dengan Kepres No 67 tahun 1963, tanggal 23 April 1963, Undana memiliki empat fakultas yakni Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK-1962), menyusul Fakultas Peternakan (1964), berikut IKIP Malang cabang Kupang yang kemudian dilebur dan diintegrasikan ke dalam Undana menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP-1964).
Pada tahun 1982, dikembangkan lagi menjadi Fakultas Hukum (FH), selanjutnya menyusul tahun 1983 dibuka Fakultas Pertanian (Faperta). Namun karena beberapa alasan teknis antara lain karena kendala dosen dan laboratorium, maka Fakultas Peternakan dan Fakultas Pertanian belum dapat berfungsi. Sementara Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan selain dibuka di Kupang dengan jurusan Ilmu Hukum, Ekonomi dan ilmu Hayat, juga terdapat cabang di Ende dengan jurusan Ilmu Pasti Alam, Pendidikan dan Bahasa Inggris.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0621/0/1967, Fakultas Hukum diintegrasikan ke Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan menjadi Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan dan Hukum (FKKH) yang berstatus sebagai departemen dengan dua jurusan yaitu Hukum Perdata dan Hukum Pidana. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1982, FKKH dipecah menjadi dua fakultas yaitu Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), dan beberapa tahun kemudian FIA berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan tiga Prodi yaitu Prodi Adm.Negara, Adm. Niaga dan Sosiologi. Tahun 2011, Prodi Adm.Niaga berubah menjadi Prodi Adm. Bisnis. Tahun 2008, FISIP membuka lagi dua Prodi baru yaitu Prodi Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik.
Khusus Fakultas Peternakan, tahun 2009, menambah lagi satu program studi baru yakni Program Studi Kedokteran Hewan yang merupakan ke-tujuh di Indonesia yang saat ini sudah berubah status menjadi Fakultas Kedokteran Hewan. Selanjutnya, 30 Agustus 2001 dibuka Fakultas Sains dan Teknik dengan 4 Prodi yaitu Prodi Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia, dan beberapa tahun kemudian FST menambah lagi Prodi Pertambangan, Ilmu Komputer dan terakhir Program Studi Tenun Ikat.
Dalam tahun yang sama, tanggal 28 Desember 2001 dibuka pula Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan lima jurusan yaitu jurusan Epidemilogi dan Biostatistika, Prodi Kesehatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan, Prodi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Prodi Pendidikan Kesehatan dan Perilaku, Gizi Kesehatan Masyarakat dan yang terakhir, Prodi Psikologi.
Pada bulan Agustus 2001, Undana membuka Program Pascasarjana Strata 2 (S2) dengan tiga program studi yakni Program Studi Manajemen Pembangunan Peternakan, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, dan Prodi Administrasi Publik. Beberapa tahun kemudiaan bertambah lagi tiga Prodi yakni Prodi Ilmu Hukum, Linguistik, IPS dan Bahasa Inggris. Beberapa tahun keudian, Undana membuka Program Pascasarjana Strata 3 (S3).
Selanjutnya, pada tanggal 11 Juli 2008 Undana mendapat ijin penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter (S1) dari Dirjen Dikti dan Surat Keputusan Rektor Undana No 170/PP/2008, tanggal 20 September 2008 tentang pendirian Fakultas Kedokteran yang disingkat FK. Pada tahun berikutnya, Undana juga membuka Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Kelautan dan Perikanan. Dengan demikian, hingga saat ini, Undana memiliki 1 Program Pascasarjana (PPs) dan 11 Fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Peternakan (Fapet), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Sains dan Teknik (FST), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Keluatan dan Perikanan (FKP) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan jumlah program studi terdiri dari 2 Program Studi S3, 8 Program Studi S2 dan 4 Program Studi S1.
Pada tingkat kelembagaan, telah dibentuk Lembaga Penelitian yang sebelumnya berstatus sebagai Pusat Penelitian dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat. Beberapa tahun kemudian, Undana menambah lagi Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran (LP3) dan Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit Internal (LPMAI). Dan pada Juli 2010, LPMAI berubah nama menjadi Lembaga Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (LPMPT).
Pemimpin Undana Dulu dan Sekarang
Sejak berdiri sampai dengan sekarang, Undana telah dinakhodai oleh 2 orang Ketua Presidium dan 7 orang Rektor yakni Mohamad Salim (Ketua Presidium Undana tahun 1962-1967). Kapten TNI. AD. Elias Tari (Ketua Presidium tahun 1967-1968). Prof.Mr.Soetan Mohamad Sjah (Rektor tahun 1968-1976), Drs. Urias Bait (Plt. Rektor tahun 1976-1977), Prof.Frans E.Likadja,SH (Rektor tahun 1978-1987), Prof.Dr.Mosez R.Toelehere,M.Sc (Rektor tahun 1988-1996), Prof. Dr. August S. Benu,MS (Rektor tahun 1998-2005), Prof.Ir. Frans Umbu Datta,M.App.Sc.Ph.D (Rektor tahun 2005-2013) dan Prof.Ir.Fredrik L.Benu,M.Si.,Ph.D (Rektor tahun 2014-2021). Diramu dari berbagai sumber, terutama data dari buka dasa warsa dan buku 50 tahun Undana
(*)
Comment