TEROPONGNTT, KUPANG — Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT bersama Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT dan Kantor Perwakilan (Kanwil) Kementerian Keuangan NTT, secara bersama-sama menggelar acara Peringatan Hari Oeang ke-73 di Aula Lantai 6 Gedung Keuangan Negara Kupang, Rabu (30/10/2019).
Pada acara Peringatan Hari Oeang ke-73 ini, juga digelar Launching NTT Padar ”Peduli dan Sadar Rupiah” yang ditandai dengan penekanan tombol sirene bersama oleh Kakanwil Kementerian Keuangan NTT, Lydia Kurniawati Christyana, Deputi Kepala Perwakilan BI NTT, Rut Eka Trisilowati dan Wakil Kepala OJK NTT, I Wayan Sadnyana. Setelah penekanan tombol sirene, dilanjutkan dengan pemotongan nasi tumpeng dan Diskusi Panel berisi pemaparan materi tentang perkembangan sektor jasa keuangan dan perlindungan konsumen.
Acara Peringatan Hari Oeang ke-73 Tingkat Provinsi NTT ini dihadiri kalangan perbankan dan jasa keuangan lainnya, serta perwakilan Kadin NTT, Pimpinan REI NTT serta kalangan swasta lainnya dan kalangan media masa. Acara ditutup dengan makan soto bersama.
Kepala Kantor Perwakilan (Kakanwil) Kementerian Keuangan NTT, Lydia Kurniawati Christyana dalam sambutannya mengatakan, uang rupiah merupakan alat tukar dan pembayaran atas pembelian barang dan jasa serta sebagai identitas bangsa Indonesia. Karena itu diharapkan, masyarakat Indonesia termasuk masyarakat NTT mencintai mata uang rupiah.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel yang dihadiri peserta dari perbankan, pelau bisnis, dan wartawan media cetak, elektronik dan media daring.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Rut Eka Trisilowati mengatakan, jumlah uang yang dikeluarkan BI Provinsi NTT dan beredar di wilayah Provinsi NTT (Outflow) selama periode Januari – September 2019 sebesar Rp4,5 triliun. Sementara uang lusuh yang dimusnahkan selama periode Januari – September 2019 sebesar Rp2 triliun atau meningkat 25 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 yaitu Rp1.6 triliun.
“Tingginya data uang lusuh yang dimusnahkan menununjukkan bahwa bahwa kesadaran masyarakt dalam menjaga uang Rupiah masih sangat rendah. Hal ini tercermin pada data uang lusuh yang mencapai 45 persen dari jumlah uang layak edar yang telah dikeluarkan Perwakilan Bank Indonesia NTT pada periode yang sama,” kata Rut Rut Eka Trisilowati.
Karena itu, kata Rut Eka Trisilowati, diperlukan upaya yang lebih serius dari Perwakilan BI NTT untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga uang rupiah. Upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program NTT Padar dengan tagline ” NTT Peduli dan Sadar Rupiah.” Ini adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai cara memperlakukan uang secara baik, serta kepedulian masyarakat untuk menggunakan Uang Layak Edar dalam bertransaksi ekonomi.
”NTT Peduli dan Sadar Rupiah (NTT Padar) merupakan program yang meliputi, uang lusuh yang ada di masyarakat agar segera ditukarkan ke bank umum terdekat, sehingga masyarakat dapat lebih nyaman bertransaksi menggunakan Uang Layak Edar,” kata Rut Eka Trisilowati.
Selain itu, apabila mendapatkan atau memiliki uang rusak karena robek, terbakar atau dimakan rayap, masyarakat dapat menukarkan di Bank Indonesia (BI), dan bila di daerahnya tidak terdapat kantor Bank Indonesia, maka masyarakat dapat menukarkan di Bank Umum terdekat dengan memenuhi syarat dalam penukaran uang rusak.
Sementara Wakil Kepala OJK NTT, I Wayan Sadnyana dalam sambutannya mengatakan, setiap bulan Oktober ditetapkan sebagai Bulan Inklusi Keuangan sehingga seluruh lembaga jasa keuangan (LJK) diharapkan dapat berkontribusi mendukung dan menyemarakkan Bulan Inklusi Keuangan. OJK juga menginisiasi program One Student One Account (OSOA) sebagai bagian kampanye dari program Hari Indonesia Menabung yang diperingati setiap tanggal 20 Agustus.
(max)
Comment