TEROPONGNTT, KUPANG – Pandemi Coronavirus (Covid-19) akhir-akhir ini telah membuat semua manusia panik. Semua himbauan sudah dilakukan secara maksimal oleh semua pihak, namun ada saja hal-hal lain yang tidak dipatuhi oleh kebanyakan masyarakat. Hal ini mendorong Tim Promosi Kesehatan Universitas Citra Bangsa (UCB) untuk terjun langsung ke lapangan.
“Kita tahu, ini adalah sebuah bencana kemanusiaan. Semua kita terpanggil dengan cara kita masing-masing, untuk mengatasi persoalan ini. Kita tidak boleh membiarkan pemerintah bekerja sendiri mengatasi persoalan ini, tetapi kita sebagai institusi pendidikan kesehatan juga harus ambil bagian,” kata Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP3M) Universitas Citra Bangsa (UCB), Vinsen Belawa Making, SKM.,M.Kes, Selasa (7/4/2020).
Tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa semester akhir ini, melakukan rapat secara online dan terjun ke pasar-pasar dengan lokasi yang telah dibagikan. Mereka membagikan leaflet himbauan dan melakukan edukasi kepada para tukang parkir.
“Khusus di pasar ikan dan pasar utama (pasar tradisional) telah disediakan tempat cuci tangan, namun jarang orang yang mencuci tangan. Jadi, kami himbau kepada para tukang parkir untuk menyampaikan kepada para pengendara pada saat tiba dan sebelum beranjak pergi, harus cuci tangan terlebih dahulu. Juga harus menggunakan masker,” jelas Making, yang juga Sekretaris Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat NTT ini.
Melihat situasi pasar tradisional di Kota Kupang yang masih padat, ia juga meminta aparat pemerintah untuk membatasi aktivitas pasar ini
“Aktivitas pasar di Kota Kupang saat ini masih seperti biasanya. Belum banyak yang sadar akan bahaya penyakit Covid-19 ini. Oleh sebab itu, kita juga meminta kepada pemerintah untuk membatasi aktivitas pasar atau menghindari kerumunan masa seperti ini,” tutur Making.
Melkiani Astira Balung, salah satu anggota tim promosi ini menjelaskan, ada banyak hal yang ditemukan di dalam pasar.
“Banyak masyarakat yang merasa cuek dengan situasi saat ini. Mereka umumnya merasa ini hal biasa, jadi tidak perlu ditakuti. Ada yang telah sadar namun keadaan yang memaksa mereka harus ke pasar. Umumnya mereka minta dibagikan masker,” jelas Astira.
(VM)
Comment