TEROPONGNTT, KUPANG — Tak mau hanya duduk di belakang meja, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami rela jalan kaki berjam-jam, menelusur dari rumah ke rumah, kampung ke kampung, bahkan lorong terjal sekalipun dijalani dengan senang hati. Hari itu Selasa, 16 September 2020 sekira pukul 13.00 wita.
Saat itu panas terik amat terasa menyengat kulit. Terlihat tubuh tambun kekar itu nampak sesekali mengambil kain kecil dari sakunya sambil menyekah peluh yang membasahi sebagian tubuhnya. Ia berkeringat tapi terus berjalan.
Di salah satu lorong dekat SDN Oeba 1, ia terus melangkahkan kaki walaupun sesekali terlihat ia menarik napas panjang, menandakan dirinya telah kecapaian mengayunkan langkah menanjak menuju kelompok belajar siswa. Saat itu Kadis Dumuliahi, hanya ditemani Kepala Sekolah SDI Oeba 1, Veronika Mai dan salah seorang Pengawas Sekolah bernama, Luis Soares serta seorang sopirnya, Arifin Sabah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang itu pun sampai di salah satu lokasi tempat berkumpulnya siswa di RT 22 RW 9 Kelurahan Oeba. Saat itu sedang berlangsung tatap muka antara siswa dan seorang guru dengan memanfaatkan ruang depan rumah seorang warga sekitar.
Sambil menegur sapa, Dumuliahi Djami mengapresiasi para guru di sekolah itu serta beberapa sekolah yang didatanginya. Karena, saban hari para guru yang adalah pahlawan tanpa jasa itu, rela berjalan kaki berjam-jam menemui anak-anak dari lorong ke lorong dan dari rumah ke rumah.
“Saya apresiasi teman-teman guru di lapangan yang setiap hari berjalan kaki berjam-jam hanya untuk menemui anak didik yang adalah tugas mereka, ini yang membuat saya terdorong untuk turut merasakan apa yang mereka rasakan, tak hanya sekedar monitoring,” pungkas Dumul.
Ia berharap orang tua bekerjasama memperhatikan apa yang dibutuhkan anak-anak guna memperlancar kegiatan belajar jarak jauh atau belajar dari rumah.
Sedangkan kepada para guru di Kota Kupang, Dumul juga mengharapkan agar dalam proses belajar dari rumah secara off line maupun on line, guru tidak menekankan ketuntasan belajar secara kurikulum, tetapi supaya guru bisa menciptakan suasana senang kepada anak agar anak-anak bisa dengan enak dan senang mengikuti proses belajar dimaksud.
“Saya harap teman-teman guru bisa menciptakan suasana belajar yang bisa membuat anak merasa senang mengikutinya, dan terimakasih juga kepada orang tua yang rela meluangkan waktu serta tempat untuk anak bisa memanfaatkan proses belajar dari rumah,” harapnya.
(*/goe)
Comment