TEROPONGNTT, KUPANG – Kabupaten Rote Ndao memiliki dua pelabuhan yang layak disinggahi kapal tol laut, dengan GT (tonase kapal) yang lebih besar. Dua pelabuhan tersebut yakni Pelabuhan Ba’a di ibu kota Kabupaten Rote Ndao dan Pelabuhan Batutua di wilayah Kecamatan Rote Barat Daya (RBD).
Demikian informasi yang dihimpun wartawan Teropong-ntt.com di wilayah Kabupaten Rote Ndao sepekan terakhir. Menurut informasi yang dihimpun, kapal dengan GT yang lebih besar dari kapal tol laut pun sering sandar di Pelabuhan Batutua. Sehingga jika kapal tol laut menyinggahi wilayah Kabupaten Rote Ndao, selain Pelabuhan Ba’a, kapal tol laut juga bisa memiliki pilihan lain yakni menyinggahi Pelabuhan Batutua di wlayah yang sama.
Dengan demikian, jika ada keinginan atau usulan agar kapal tol laut menyinggahi wilayah Kabupaten Rote Ndao, maka tidak ada kendala dengan ketersediaan fasilitas pelabuhan. Tinggal bagaimana pemerintah Kabupaten Rote Ndao bersama Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Ba’a berkoordinasi untuk menyampaikan usulan kepada Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan agar kapal tol laut bisa memiliki rute pelayaran dan singgah ke wilayah Kabupaten Rote Ndao
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Ba’a, Yosep Bere yang dihubungi pertelepon, Selasa (24/8/2021), tidak tersambung. Sementara saat dihubungi dan dimintai tanggapannya melalui pesan whatsapp (WA) pada Sabtu (21/8/2021), Yosep Bere tidak membalasnya. Saat dihubungi melalui pesan WA, kepada Yosep Bere, wartawan media ini meminta tanggapannya terkait usulan Ketua DPW ISAA NTT, Usman Husin agar kapal tol laut dapat menyinggahi Pelabuhan Ba’a di Kabupaten Rote Ndao.
Sebelumnya diberitakan, saudagar hewan atau pedagang ternak di Kabupaten Rote Ndao menyambut gembira adanya usulan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Keagenan Kapal Indonesia atau Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA) Nusa Tenggara Timur (NTT), Usman Husin agar kapal tol laut menyinggahi Pelabuhan Ba’a Kabupaten Rote Ndao. Saudagar hewan bahkan menyebut usulan Usman Husin tersebut merupakan usulan yang sangat bagus dan tepat.
“Itu usulan yang sangat bagus pak. Kami sangat bersyukur jika kapal tol laut bisa singgah di Pelabuhan Ba’a Rote Ndao,” kata Ali Duru, salah satu saudagar hewan di Kabupaten Rote Ndao, saat dihubungi pertelepon, Jumat (20/8/2021).
Hal yang sama dikatakan Ramli Kiah, juga salah satu saudagar hewan di Kabupaten Rote Ndao, yang dihubungi secara terpisah melalui melalui telepon dan pesan whatsapp (WA), Jumat (20/8/2021). Menurut Ali Duru dan Ramli Kiah, selama ini sapi potong yang mereka beli dari petani harus dibawa ke Kupang menggunakan kapal untuk selanjutnya dikirim ke Pulau Jawa melalui kapal tol laut. Karena harus membawa ternak sapi potong ke Kupang dan harus menunggu antrian di Karantina Hewan Kupang, tentunya mereka sebagai saudagar hewan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, baik untuk biaya angkutan, biaya pakan ternak, biaya sewa kandang di Karantina Hewan Kupang hingga biaya tenaga kerja yang mengurus ternak sapi potong.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Keagenan Kapal Indonesia atau Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA) Nusa Tenggara Timur (NTT), Usman Husin mengatakan, jumlah ternak sapi potong yang dikirim Kabupaten Rote Ndao ke Pulau Jawa dalam sebulan rata-rata mencapai 200 ekor. Ternak sapi potong ini dibawa saudagar hewan dari Rote Ndao ke Pelabuhan Tenau Kupang untuk dikirim ke Pulau Jawa menggunakan kapal Tol Laut.
Hal ini dikatakan Ketua DPW ISAA NTT, Usman Husin ketika dihubungi pertelepon, Rabu (18/8/2021). Menurut Usman Husin, untuk membawa ternak sapi potong dari Kabupaten Rote Ndao ke Pelabuhan Tenau Kupang, saudagar hewan pasti mengeluarkan biaya. Apalagi, saat sampai di Karantina Hewan di Kota Kupang, saudagar hewan harus memberi makan ternak sapi potong miliknya hingga ternak sapi potong itu bisa dinaikan ke kapal tol laut.
“Kalau saudagar mengeluarkan banyak biaya untuk bawa sapi potong dari Rote Ndao ke Pelabuhan Tenau Kupang, ditambah lagi biaya makanan ternak di karantina hewan selama beberapa hari sampai kapal tol laut tiba di Pelabuhan Tenau Kupang, saudagarnya bisa rugi atau mendapat keuntungan yang kecil. Dampak lainnya, harga ternak sapi potong di tingkat petani yang dibeli saudagar hewan pun akan menjadi lebih rendah. Karena saudagar tentu tidak ingin menderita kerugian,” kata Usman Husin.
Oleh karena itu, kata Usman Husin, sebagai Ketua DPW ISAA NTT ia mengusulkan dan meminta pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan RI, khususnya melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kupang, agar kapal tol laut juga diizinkan menyinggahi Pelabuhan Ba’a Rote Ndao. Paling tidak, sebulan sekali kapal tol laut singgah di Pelabuhan Ba’a untuk mengangkut ternak sapi potong yang akan dikirim ke Pulau Jawa.
“Saya yakin, para saudagar hewan dan para petani ternak di Kabupaten Rote Ndao menginginkan hal ini yakni kapal tol laut menyinggahi Pelabuhan Ba’a. Karena bukan cuma saudagar yang akan diuntungkan, harga jual ternak sapi di tingkat petani akan lebih baik. Petani akan lebih semangat berusaha ternak atau memelihara ternak sapi kalau harga jual sapi potong lebih tinggi,” kata Usman Husin.
(max)
Comment