TEROPONGNTT, MATARAM — PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai penggerak roda perekonomian melalui Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Bantuan pengembangan UMKM kali ini menyasar warga kampung nelayan sekitar ring pembangunan aset PLN.
Bantuan pengembangan UMKM untuk nelayan ini merupakan program PLN Peduli yang mewadahi semangat dari pilar Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan aksi korporasi terhadap program pembangunan sosial.
Program yang memelihara peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan, pembangunan yang menjaga kelancaran kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup, serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksanannya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup.
Sebagai salah satu penerima manfaat program PLN Peduli PT PLN (Persero) UIP Nusra, koperasi kelompok nelayan Tunas Harapan Kelurahan Ampenan Selatan, kecamatan Ampenan, Mataram, telah menghasilkan produk UMKM berupa dendeng dan abon ikan Inaq Almah.
Ketua Koperasi Tunas Harapan Gatep sekaligus pembina UMKM, Minal Aidil, mengungkapkan produknya sudah diterima dan dijajakan di sejumlah toko dan pusat oleh-oleh. Bahkan, tak jarang Aidil dan para pegawainya bekerja seharian untuk memenuhi pesanan pelanggan.
“Sekarang ini kita inginnya bagaimana orang-orang di sini, pemuda, supaya tidak menganggur, supaya dia nanti itu menjadi sales. Pergi antar ke toko-toko,” kata Aidil saat ditemui di pabrik UMKM pembuatan abon dan dendeng
Aidil menjual produknya seharga Rp30.000 per 100 gram yang biasanya dijual kembali hingga dua kali lipat oleh pusat oleh-oleh tempat produk UMKM miliknya dipasarkan.
Dengan harga sekian, UMKM koperasi kelompok nelayan Tunas Harapan bisa meraup omzet hingga Rp40 juta per tahun.
“Itu kita gaji karyawan Rp100.000 sampai Rp150.000 per satu hari kerja. Kalau yang ikut bersih-bersih, ngepel, paling kita kasih sampai Rp200.000 yang lima orang,” katanya.
Jika keuntungan yang diperoleh melebihi target, Aidil tak ragu untuk menyumbangkan sejumlah pendapatan UMKM untuk warga di kampung nelayan, khususnya mereka yang telah berusia senja.
Tak hanya menitipkan produknya di toko fisik, melihat peluang bisnis yang ada di era informasi saat ini, Aidil dan para pekerjanya pun mulai membidik para pembeli online.
“Kalau dendeng ini sudah lumayan luas sudah kita jual online, kita jual kirim ke Jakarta juga kemarin sampai ke Kebun Jeruk, kita kirim lewat pos,” katanya.
Aidil mengungkapkan, PT PLN (Persero) UIP Nusra tak serta merta lepas tangan. Melalui program PLN Peduli, ia dibantu dari segi penjualan produk bahkan hingga ratusan kemasan.
“Alhamdulillah wanita-wanita ini kuat kerja, sampai saya juga ikut kerja di sini. Alhamdulillah kita dikasih sama PLN, bersyukur besar,” ucapnya.
Di tahun-tahun selanjutnya, Aidil menargetkan produk UMKM koperasi kelompok nelayan Tunas Harapan dapat bersaing dengan produk sejenis hingga keluar daerah dan dikenal masyarakat secara lebih luas dengan cara memberdayakan warga sekitar dan memahami trik penjualan online.
“Kalau sekarang jual online-nya di WA saja. Dipesan, kita antar. Anak-anak ini yang antar nanti kita kasih dia upah. Tadi ada pendamping kita dari koperasi dia langsung turun ke sini membantu kita bagaimana cara menjual online,” kata Aidil.
Namun, Aidil dan para pekerjanya tidak memungkiri kalau pesanan abon dan dendeng UMKM koperasi kelompok nelayan Tunas Harapan telah membeludak, bahkan tak jarang sampai membuat para pekerja kewalahan dan libur beberapa hari sembari mengumpulkan tenaga.
“Yang cepat pakai handphone ini. Makanya kita foto, kita taruh di grup WA. Ada yang pesan lima kemasan. Sama ibu Walikota kita juga sudah pesan lima dibawakan ke dinas perikanan,” ucapnya.
Aidil menegaskan kalau dirinya berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh PT PLN (Persero) UIP Nusra melalui program PLN Peduli sehingga ia bersama teman-teman nelayan di Kelurahan Ampenan Selatan bisa mengembangkan bisnis UMKM.
“Nama abonnya Inak Almah PLN Peduli. Di sini semua anggota pakai seragam PLN Peduli. Harus kita betul-betul jaga ini,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, General Manager UIP Nusa Tenggara, Abdul Nahwan menjelaskan bahwa PLN tak hanya bertanggung jawab membangun dan mendistribusikan infrastruktur ketenagalistrikan, tapi juga berperan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar ring pembangunan aset PLN.
Nahwan mengatakan, masyarakat nelayan akan didampingi dalam mengembangkan produk hasil tangkapan guna meningkatkan nilai ekonomis dari hasil tangkapan tersebut melalui pengembangan produk menjadi bahan baku ikan laut.
PLN UIP Nusra telah melaksanakan program-program unggulan TJSL yang mampu menghadirkan nilai tambah bagi perusahaan, yakni pendidikan, UMKM, dan lingkungan Hidup.
“Program ini melalui pelaksanaan program Creating Share Value (CSV) dan Sustainable Development Goals (SDGs) pada tiga fokus kategori yakni, Pendidikan, UMKM dan Lingkungan Hidup,” ucap Nahwan.
Beberapa program PLN Peduli bertumpu pada pengembangan pilar untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, seperti pembangunan sosial, pendidikan, ekonomi, dan ekosistem.
PLN akan terus menjalankan program yang sesuai dengan SDGs dan berpedoman pada ISO 26000 untuk hadir memberikan dampak sosial kepada masyarakat melalui program PLN Peduli.
“Kami melakukan penilaian dan perhitungan dampak terhadap efektifitas program itu menggunakan metode Social Return of Invesment (SROI),” imbuhnya.
Nahwan menambahkan penggunaan metode SROI ini memiliki keunggulan yang sangat strategis di mana keterlibatan para pemangku kepentingan dari suatu program akan dianalisis untuk mengeksplorasi berbagai dampak yang dirasakan setelah program tersebut berjalan.
(*)
Comment