Nasional

Kini Banyak Dicari di NTT, Selendang Yang Dikenakan Juru Bicara Paus Fransiskus Saat di Singapura

1
×

Kini Banyak Dicari di NTT, Selendang Yang Dikenakan Juru Bicara Paus Fransiskus Saat di Singapura

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNTT, KUPANG – Selendang (shal) yang dikenakan Juru Bicara Paus Fransiskus, yakni Pater Markus Solo Kewuta, SVD, ketika berada di Singapura dalam rangkaian kunjungan Apostolik Paus Fransiskus di empat negara Asia Tenggara, kini banyak dicari warga di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).  Selendang (shal) hasil kerajinan tangan pengrajin Kelurahan Bello, Kota Kupang ini banyak dicari karena dinilai memiliki motif yang unik dan menarik.

Dua warga NTT diantaranya yang langsung berburu selendang (shal) hasil kerajinan tangan pengrajin Kelurahan Bello, Kota Kupang yakni Soni Tokal (46), dan Dumuliahi Djami (56). Dan hal itu dibenarkan dua orang pengrajin Tenun Ikat di Kelurahan Bello yakni Nathan Djami (49) dan Mira Biri (38) yang dihubungi secara terpisah.

Seorang warga Kota Kupang bernama Soni Tokal (46), beberapa waktu lalu memborong satu lusin selendang dari pengrajin tenun ikat di Kelurahan Bello Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Ia membeli setelah membaca berita di salah satu media yang menyebutkan kalau ternyata selendang yang digunakan Pater Marcus, Juru Bicara dan penerjemah Paus Fransiskus, memiliki corak motif dan warna yang unik dan menarik.

“Iya benar, saya beli satu lusin atau dua belas buah selendang untuk suatu acara. Itu karena kami membaca di salah satu media, bahwa ternyata selendang yang digunakan Pater Marco, Juru Bicara dan penerjemah Paus Fransiskus, memiliki corak motif dan warna, yang menurut saya menarik dan soal kualitasnya juga tidak diragukan lagi karena dikerjakan menual menggunakan tangan manusia,”j elas Tokan yang dihubungi via telp, Selasa (17/9/2024).

Menurut Tokan, ia memilih selendang jenis itu karena selain cepat didapat juga karena sedang viral, sebab digunakan oleh salah satu penghuni di Vatikan. “Yang menarik juga karena proses penenunan tidak saja dikerjakan oleh ibu-ibu tetapi di tempat itu, ada bapak-bapak yang juga ikut memintal dan menenun,” ujarnya.

Sementara Dumuliahi Djami (56), salah satu warga Kelurahan Oesapa, Kota Kupang juga tak ketinggalan. Saat di temui di kantornya pada Selasa 17 September 2024, ia mengaku, setelah membaca di media dirinya minta dibelikan selendang yang sama, yang dipakai oleh Juru Bicara Kepausan saat berkunjung di Asia.

“Saya tertarik dengan pemberitaan media dimana Juru Bicara Paus Fransiskus menggunakan selendang buatan pengrajin Kota Kupang, yakni dari pengrajin di Kelurahan Bello. Sehingga saya minta salah satu teman untuk belikan dan tadi saya beli enam lembar atau setengah lusin selendang,” jelas Djami.

“Saya baca di media ada selendang yang dibeli dari Bello-Kota Kupang untuk Pater Markus, SVD, juru bicara Kepausan, karena itu saya senang dan tertarik untuk pakai juga dan saya minta tolong kenalan untuk cari dan belikan saya enam buah,” lanjut Djami.

Dua orang pengrajin Tenun Ikat di Kelurahan Bello, yakni Nathan Djami (49) dan Mira Biri (38) yang dihubungi terpisah membenarkan hal tersebut.

“Benar pak, minggu lalu ada orang dari gereja datang beli di sini. Katanya mau kirim ke Jakarta untuk Bapak Paus Fransiskus, saya bersyukur usaha kami bisa dibawa ke Roma, dan ada yang datang beli kemarin 12 buah dan yang satu enam buah,” ujar Mira senang.

Sementara Nathan Djami mengaku, untuk pengerjaan selendang bisa memakan waktu satu sampai dua minggu terhitung dari proses pemintalan benang, proses ikat hingga proses tenun. Nathan Djami adalah salah satu pria pengrajin tenun ikat yang ada di Kelurahan Belo.

Untuk diketahui, Paus Fransiskus dalam perjalanan Apostoliknya ke empat negara Asia Tenggara, mengawali kunjungannya di Indonesia, lalu ke negara Papua Nugini, terus ke Timor Leste, dan berakhir di Singapura.

Ketika pemimpin Gereja Katolik se-dunia itu berada di negara Singapura bersama rombongannya, seorang warga asal NTT yang selama ini tinggal di Bali bernama Gabriel Geloir Witak, pergi ke Singapura dan menyerahkan dua lembar selendang (shal) tersebut kepada Pater Markus Solo Kewuta, SVD, sebagai cenderamata keluarganya. Dimana satu selendang diperuntukan bagi Paus Fransiskus, dan satu selendang lagi untuk Pater Markus Solo Kewuta, SVD.

Namun yang menariknya, selendang (shal) seperti yang dikenakan Pater Markus Solo Kewuta, SVD, itu kini menjadi viral dan banyak dicari warga di Provinsi NTT. Itu terjadi karena sesuai penjelasan Gabriel Geloir Witak, warga asal NTT yang menyerahkan cenderamata selendang kepada Pater Markus Solo Kewuta, SVD, selendang yang unik dan menarik itu merupakan hasil karya pengrajin tenun ikat Kelurahan Bello Kota Kupang.

(goe)

Comment

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/