TEROPONGNTT, ENDE — Wacana pelebaran Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende yang direncanakan pemerintah daerah Pemda) Kabupaten Ende sudah final. Namun, berbagai riakan masih saja muncul dari warga sekitar yang mengalami langsung dampak dari perluasan bandara tersebut.
Tokoh muda Warga Kawasan Dolog Ende, Edy Gutta mengatakan hal itu kepada sejumlah awak media, Rabu (15/8/2018).
Menurut Edy Gutta, sebagai masyarakat mereka sangat setuju dengan pelebaran Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende. Namun perlu ada sosialisasi yang mendalam kepada warga yang rumahnya mengalami dampak langsung.
Selama ini, kata Edy Gutta, sosialisasi memang sudah dijalankan oleh pemerintah atau tim gabungan, namun belum menyentuh dengan substansinya. Yang sudah dibahas masalah teknis.
“Memang selama ini sosialisasi sudah dijalankan namun belum bicara soal harga tanah ” tutur Edy Gutta.
Sebagai orang yang akan menerima dampak langsung, pihaknya sangat tidak menerima dengan permintaan pemerintah yang menentukan harga tanah nanti sesuai nilai jual objek pajak (NJOP). Pasalnya, tanah di Ende sekarang harganya bervariasi.
Dirinya meminta kepada pemerintah, agar tidak buru-buru mengambil langkah untuk secepatnya melakukan pelebaran bandara. Harus ada persamaan pemikiran sehingga tidak ada pihak yang dirugikan nantinya.
Kepala Bandara Haji Hasan Aroebusman Ende, Fuadani kepada awak media beberapa waktu yang lalu, membenarkan adanya anggaran untuk pelebaran bandara.
Menurut Fuadani, anggaran tersebut bersumber dari APBN melalui Kementrian Perhubungan sebesar Rp 15 miliar. Anggaran tersebut dipergunakan untuk pembebasan lahan dan ganti untung rumah warga.
Saat ini, lanjut Fuadani, sudah ada tim khusus yang dibentuk, diantaranya dari unsur penegak hukum dan pemerintah daerah. (Djolan)
Comment