ADVETORIAL
TEROPONGNTT, KUPANG – Jumlah tenaga kerja yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan NTT tercatat sekitar 42 ribu tenaga kerja. Namun demikian, tenaga kerja yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di NTT, umumnya adalah Pekerja Penerima Upah (PU) yakni setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain dari pemberi kerja.
Sementera Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) atau yang sering disebut pekerja mandiri, masih banyak yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) adalah pekerja yang melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya.
Contoh Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) seperti pedagang kaki lima (PKL), pelaku usaha mikro kecil, pemilik kios kecil, penjual sayur keliling, penjual ikan keliling, tukang ojek, tukang kayu, buruh dan lainnya. Para Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) ini kadang tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan karena tingkat pendapatan usahanya tidak pasti. Kadang untung dan kadang rugi. Padahal resiko kecelakaan kerja cukup tinggi dalam kegiatan usahanya.
Kondisi ini ternyata mendapat perhatian dari Bank NTT, sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik masyarakat NTT. Bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Cabang NTT, Bank NTT justru menyiapkan bantuan penjaminan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi 25.000 tenaga kerja mandiri atau Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) di wilayah NTT.
Launching bantuan penjaminan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi 25.000 tenaga kerja mandiri di wilayah NTT bahkan sudah dilakukan secara resmi oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dalam acara 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat dan Josef A. Nae Soi, di Mapolda NTT, Jumat (21/12/2018) lalu.
Bantuan penjaminan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan ini sebagai bentuk stimulus, agar para tenaga kerja mandiri mendapat jaminan keselamatan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan, terutama berupa jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Dengan adanya stimulus ini, para pekerja mandiri diharapkan terus menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat pun memberi apresiasi kepada Bank NTT, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang atas di-launchingnya bantuan penjaminan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan tersebut. Juga apresiasi kepada Polda NTT dan Jasa Raharja Provinsi NTT atas di-launchingnya Samsat Online pada kesempatan yang sama, serta semua pihak yang telah sukses menggelar acara 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat dan Josef A. Nae Soi.
Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat berharap, semua kegiatan atau program yang telah di-launching dapat bermanfaat bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) kedepan. Tidak hanya sekedar seremonial launching tetapi pelaksanaan selenjutnya berjalan baik sesuai harapan.
Yang juga perlu diapresiasi, ternyata Bank NTT menggelontorkan dana sebesar Rp 1,2 miliar untuk bantuan pembayaran premi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi 25.000 tenaga kerja mandiri tersebut. Bantuan pembayaran premi ini untuk kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan selama 3 bulan pertama.
Perhatian Bank NTT terhadap jaminan keselamatan kerja para pekerja mandiri ini membuktikan bahwa Bank NTT tidak saja mencari keuntungan dalam kegiatan perbankan, tetapi juga memiliki kepedulian social kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya bagi pekerja mandiri.
Seperti diberitakan poskupang.com, Bank NTT menjajaki kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam perlindungan terhadap tenaga kerja non formal (tenaga kerja mandiri) sebelum kerja sama tersebut kemudian dilaunching Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Sesuai kesepakatan kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kupang, Bank NTT akan memberikan subsidi premi tiga bulan pertama kepada tenaga kerja mandiri yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan membuka rekening di Bank NTT.
Direktur Pemasaran Dana bank NTT, Alexander Riwu Kaho kepada poskupang.com melalui telepon, Selasa (6/11/2018), mengatakan, banyak tenaga kerja non formal belum mendapat perlindungan dari BPJS ketenagakerjaan padahal jumlah pekerja mandiri cukup banyak dan pekerjaan yang ditekuni sangat beresiko.
Kerjasama BPJS Ketenagakerjaan dan Bank NTT terealisasi juga karena mendapat respons positif dari Kepala BPJS ketenagakerjaan Cabang Provinsi NTT, Rita Damayati. Rita yang ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (8/11/2018), menilai langkah yang diambil Bank NTT adalah sesuatu yang positif.
“Kami berharap, dengan adanya bantuan pembayaran premi dari Bank NTT, kedepannya para tenaga kerja non formal bisa terus menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan mendapat perlindungan jaminan kecelakaan kerja,” kata Rita Damayati.
(*/adv)
Comment