TEROPONGNTT, KUPANG — Sebuah buku sarat nilai budaya dengan Judul Kekuatan Spiritual Pesta Kacang Lewohala Ile Ape Karya salah satu Penulis populer NTT Vinsen Belawa Making telah di bedah, Senin (07/03/2022) di Aula Stikom Uyelindo Kupang.
Para pembedah buku ini antara lain; Prof Alo Liliweri, Agus Beda Ama, Mans Kailuli Betekeneng dan Dr. Pius Weraman dengan moderator seorang psikolog NTT Asli Lembata Abdi Keraf.
Prof Alo dalam bahasannya mengatakan buku ini bagus ringan dan sarat makna. “Buku ini bagus. Jangan Cuma baca Pesta Kacang saja, tetapi makna di balik pesta di hal 68- 80. Disana lengkap diuraikan penulis terkait Kesehatan spiritual kebersamaan dalam makna commones of meaning – menyembuhkan sakit fisik dengan memperhatikan faktor-faktor Psikologi/Sosial/Budaya – konsep tentang berbagai penyakit”. Jelas Liliweri.
Ia juga menyarankan agar penulis lebih memperdalam tulisan ini dari sisi analisis Etnografi Komunikasi – SPEAKING “Buku ini akan lebih bagus lagi jika dibedah dari analisis Etnografi komunikasi Speaking yaitu; Setting and scene, Participants, Ends, Acts, Key , Instrumentalities , Norms dan Genre” Lanjut guru besar Undana ini.
Mans K. Betekeneng melihat buku ini dari sisi budaya. Ia menyarankan agar Penulis mengembangan tema tidak hanya khusus untuk kampung Lewohala saja melainkan yang lainnya juga. “Budaya pesta kacang ini sebenarnya budaya sama yang dimiliki oleh 5 kampung asli Ile Ape yaitu; Lewohala, Lewotolok, Lamariang, Napaulun dan Atawatung. Ritual ini dilakukan bergilir oleh 5 kampung ini dan disepakati bersama oleh para tokoh yang ada. Oleh sebab itu harapannya penulis dapat mengembangnya ke dalam lima kampung ini”. Pinta tokoh orang Tua Ile Ape ini.
Agus beda Ama melihat buku ini dari sisi seni dan grafis dan ada banyak hal yang menjadi sorotan. “Ada banyak catatan yang perlu penulis perbaiki jika ingin buku ini lebih bernilai lagi. Perhatikan lay out dan cover bukunya agar lebih memikat para pembaca”. Jelas Dosen Senior Unika ini.
Pembedah terakhir Dr. Pius Weraman melihat buku ini dari sisi Kesehatan. Buku ini menarik karena dapat membedah Kesehatan secara spiritual. “Penulis sangat berani menulis buku ini. Kesehatan spiritual yang diangkat sudah bangus hanya mungkin ditambahkan sedikit soal dasar ilmiah. Dalam ilmu kedokteran selama ini hanya menyoroti tentang fisik, jarang menyinggung soal psikis atau kejiwaan. Dan buku ini telah memberikan sedikit soal Kesehatan spiritual tersebut”. Jelas Dosen Kesehatan Undana ini.
Mantan Ketua Ikatan Keluarga Lembata Kupang, Drs. Ignastius Sinu Bataona, MA dalam sambutannya memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Penulis. “Saya sebagai orang Lembata bangga dengan karya yang dihasilkan oleh adik Vinsen Making. Saya ingat, waktu dia masih kuliah pernah salah satu tulisannya di Pos Kupang, saya bawa untuk dibahas bersama mahasiswa saya. Dan saya mengajak semua kita orang tua dan masyarakat umumnya mari kita dukung orang muda yang punya semangat seperti ini. Semoga berikut ada lagi anak muda lain yang mengikuti jejak Vinsen meluncurkan buku dan karya lainnya. Sekali lagi proficiat”. Jelas Ignas Bataona.
Vinsen Belawa Making sendiri ketika dimintai komentarnya mengatakan karya ini merupakan refleksi Penulis sendiri atas apa yang dialami ketika mengikuti ritual tersebut. “Buku ini lahir dari pengalaman pribadi. Sejak kecil Saya sudah mengikuti ritual pesta kacang ini. Terakhir sebelum covid kemaren. Apabila kita menghayati dengan baik setiap tahapan yang ada maka kita akan menemukan kedamaian tersendiri dalam batin”. Jelas Making.
“Kekuatan Spiritual ini lahir lewat perjumpaan dengan semua sanak keluarga, kerabat baik yang terlihat dengan mata maupun yang tidak. Filosofi rumah menjadi dasar pijakan disini. Rumah adat ini adalah tempat untuk kembalinya semua anak-anak yang ada diperantauan. Mereka kembali beristirahat mengumpulkan energi untuk selanjutnya beraktifitas kembali di tempat masing-masing”. Lanjut Making.
“Sebagai Penulis Saya pribadi memohon maaf kepada orang tua dan para pemangku kepentingan Lewuhala karena tidak dilibatkan sebagai pembedah buku ini, karena memang kita terkendala waktu dan koordniasi. Harapan saya agar semua pihak dapat memberikan masukan dan kritikan agar Saya dapat memperbaiki isi buku ini”. Pinta Making.
(*)
Comment