TEROPONGNTT, KUPANG – Selama tahun 2020 hingga saat ini, Bank Perkreditan Rakyat Tanaoba Lais Manekat (BPR TLM) Kupang melakukan banyak hal dalam upaya menjaga stabilitas sektor keuangan dan membantu pemerintah menekan penyebaran covid-19. Bahkan terkesan, BPR TLM melakukan lebih banyak kegiatan dibanding Bank Umum dan lembaga jasa keuangan (LJK) lainnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kesan ini terlihat dari penjelasan para pimpinan bank dan lembaga jasa keuangan lainnya pada Pertemuan Triwulan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT Bersama Media dan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) NTT yang dilaksanakan di Restauran The Kings Kupang, Senin (8/3/2021). Agenda utama dalam pertemuan ini adalah pemaparan update perkembangan industry jasa keuangan di NTT serta sosialisasi kebijakan OJK dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional.
Pada sesi dialog pertemuan ini, wartawan kemudian menanyakan tentang apa yang dilakukan BPR dan lembaga jasa keuangan lainnya, dalam upaya menjaga stabilitas sektor keuangan dan membantu pemerintah dalam upaya menekan penyebaran covid-19, sehngga wartawan tidak hanya memfokuskan perhatian kepada peran Bank NTT saja. Menanggapi pertanyaan ini, masing-masing pimpinan bank, pegadaian, lembaga pembiayaan dan asuransi yang hadir, diberi kesempatan untuk menangapi.
Pada kesempatan ini, Direktur BPR TLM, Rober Fanggidae menjelaskan, kita bersyukur karena pemerintah mengambil berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan itu tentu juga berimbas kepada bisnis industri BPR. Sampai dengan posisi 31 Desember 2020, dari 12 BPR yang ada di NTT, ada 2.202 debitur yang menikmati subsidi bunga dari pemerintah.
“Di samping itu, untuk pegawai-pegawai yang penghasilan dibawah Rp5 juta, menerima subsidi sebesar Rp600.000. Tentu upaya-upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya beli dari masyarakat dan untuk menjaga kestabilan keuangan,” jelas Robert Fanggidae.
Di tahun 2020, lanjut Robert Fanggidae, BPR TLM juga melakukan pembagian masker kepada masyarakat, melalui Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia) maupun oleh BPR TLM sendiri. Selain itu, BPR TLM bersama-sama Badan Diakonat Klasis Kota Kupang sejak tanggal 15 April sampai dengan 2 Juli 2020 menyalurkan 33,2 ton beras kepada 3.318 KK jemaat.
“Kami juga mendorong teman-teman yang pernah terpapar covid-19 untuk membantu orang lain. Ada karyawan kami yang berinisiatif untuk membentuk grup penyintas covid-19, dan sampai minggu lalu, sudah 177 orang yang siap untuk donor plasma. Selain itu, bekerjasama dengan Rumah Sakit (RS) Premier Bintaro Jakarta, kami melaksanakan webinar tanggal 26 Februari 2021 dengan tema Bagaimana Menangani Pasien Covid-19 Dengan Penyakit Penyerta,” jelas Robert Fanggidae.
TLM Grup, tambah Robert Fanggidae, juga sedang memesan GeNose C19, alat untuk melakukan testing covid-19 guna membantu pemerintah dalam percepatan testing covid. Dalam sehari, alat ini bisa melakukan 400-500 testing covid-19. Paling lambat pekan depan, alat GeNose C19 ini sudah sampai di Kupang.
“Kami akan melakukan prcepatan testing sehingga pemerintah juga terbantu. Sehingga bisa diketahui siapa yang terpapar dan yang tidak terpapar covid-19. Kami bekerjasama dengan Pemkot Kupang, aka nada pendampingan dokter untuk konsultasi, ada pemberian vitamin dan konsultasi gratis, serta oleh tokoh agama yakni pendeta melakukan pencerahan bagi masyarakat,” jelas Robert Fanggidae.
Sementara dalam penjelasan dari para pimpinan bank dan LJK lainnya, hanya dikatakan bahwa mereka melaksanakan semua kebijakan OJK dalam upaya menjaga stabilitas sektor keuangan dan membantu pemerintah menekan penyebaran covid-19, tetapi lebih kepada pelaksanaan kebijakan relaksasi dan penerapan protocol kesehatan di lingkungan LJK masing-masing serta kesiapan untuk pelaksanaan vaksin covid-19 bagi karyawan masing-masing lembaga jasa keuangan (LJK).
Sebelum sesi dialog, Pertemuan Triwulan I OJK Provinsi NTT Bersama Media dan Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) NTT ini diisi dengan agenda utama berupa pemaparan update perkembangan industry jasa keuangan di NTT serta sosialisasi kebijakan OJK dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional.
Pada kesempatan ini, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Robert HP Sianpar menyampaikan tentang pentingnya peran lembaga jasa keuangan dalam melaksanakan kebijakan pemerintah dan OJK dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Terutama dalam kebijakan relaksasi dan upaya mempermudah masyarakat, terutama UMKM, mengakses perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Sementara Ketua Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) NTT, Alex Riwu Kaho yang juga Dirut Bank NTT, mengatakan, lembaga jasa keuangan siap mendukung dan melaksanakan kebijakan OJK dan upaya pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional. LJK juga akan terlibat dalam upaya bisang social dan kesehatan guna membantu mempercepat upaya vaksinasi covid-19 terutama di lingkungan LJK.
(max)
Comment