# BI dan Dekranasda NTT Gelar Exotic Tenun Fest 2023
TEROPONGNTT, KUPANG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT, Bunda Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, kain tenun merupakan potensi budaya dan kekayaan warisan leluhur yang perlu dijaga dan dipetahankan. Namun kekayaan budaya ini juga harus memberi nilai tambah bagi peningkatan taraf hidup masyarakat NTT.
Hal ini dikatakan Bunda Julie Sutrisno Laiskodat dalam konferensi pers bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Dony H Heatubun di Lasiana Room Meeting Lantai 2 Kantor Perwakilan BI NTT (Senin, 21/8/2023).
Konferensi pers ini terkait penyelenggaraan event “Exotic Tenun Fest 2023” yang digelar atas Kerjasama Bank Indonesia dan Dekranasda NTT.
Agar kain tenun NTT memiliki nilai jual yang lebih tinggi, kata Bunda Julie, maka kain tenun yang dihasilkan UMKM Lokal harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar nasional dan mancanegara.
“Yang dibutuhkan pasar nasional dan manca negara adalah kain tenun hasil karya UMKM Lokal, tetapi yang halus dan berwarna alam. Karena itu, sekarang ini UMKM local kita mulai memproduksi kain tenun yang sesuai kebutuhan pasar,” kata Bunda Julie.
Menurut Bunda Julie, sudah ada yiga daerah yang menyesuaikan hasil kain tenun daerahnya dengan kebutuhan pasar yakni Manggarai, Nagekeo dan Sabu Raijua. Yaitu menghasilkan kain tenun yang halus dengan warga alam, tetapi tetap memperyahankan motif dan corak budaya setempat.
Sebagai contoh, Bunda Julie memperlihatkan kain tenun Kabupaten Nagekeo yang dibawanya. Kain tenun Nagekeo ini terasa lebih halus dari kain tenun Nagekeo pada umumnya dan warnanya pun warga alam, yakni warna biru muda.
“Kain tenun Nagekeo dan juga kain tenun Manggarai itu kan warnanya hitam dan kurang halus. Tapi pasar membutuhkan yang halus dengan warna alam, sehingga kita minta mama-mama kita yang UMKM untuk hasilkan kain tenun yang seperti ini, lebih halus dan berwarna alam,” kata Bunda Julie.
Kain tenun yang halus dan berwarna alam ini, kata Bunda Julie, harganya di tingkat mama-mama penenun sudah lebih tinggi dari biasanya, sampai jutaan rupiah. Jadi penenun mendapat keuntungan lebih besar dan peluang pasarnya lebih terbuka.
“Pada kegiatan ASEAN Summit di Labuan Bajo, Bapak Presiden Jokowi ketika kita tawarkan kain tenun untuk para pemimpin negara, yang diminta Bapak Presiden adalah yang halus,” kata Bunda Julie.
Dan Dekranasda NTT, kata Bunda Julie, membantu menyiapkan nenagnya agar para mama-mama penenun tidak kesulitan mencari benangnya. Yang penting, motof dalam kain tenun itu tetap dipertahankan karena itu adalah keunggulan budaya NTT.
Ketika disoroti wartawan, bahwa warna kain tenun juga menjadi ciri khas daearnya dan seharusnya tetap dipertahankan, Bunda Julie mengatakan, dirinya tidak mempersoalkan warna sebagai ciri khas budaya.
“Saya tidak bicara tentang budaya, silahkan Masyarakat kita tetap memproduksi kain tenun sesuai adat-budayanya masing-masing. Saya berbicara dari sisi bisnis, bagaimana supaya potensi budaya warisan leluhur yang kita miliki bisa bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai anak cucu menjadi lebih baik,” kata Bunda Julie.
Agar potensi budaya kain tenun yang kita miliki bisa dijual dengan harga yang lebih mahal dan bisa membuat kehidupan keluarga mama-mama penenun menjadi lebih baik, maka kita harus memproduksi kain tenun sesuai kebutuhan pasar, tanpa meninggalkan sisi budaya yang kita miliki yakni motof-motif dalam kain tenun yang tetap dipertahankan.
“Kalau dalam upacara adat kita silahkan menggunakan kain tenun seperti yang menjadi kebudayaan kita selama ini. Itu tidak masalah bagi kami. Yang kami kembangkan saat ini adalah potensi local kain tentun yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” kata Bunda Julie.
Bunda Julie juga mengatakan, Dekranasda NTT sangat mendukung pelaksanaan kegiatan Exotic Tenun Fest 2023, yang digelar bersama Bank Indonesia (BI) NTT. Karena melalui kegiatan ini, potensi budaya local seperti kain tenun dan UMKM Lokal mendapat dukungan dan terus dipromosikan supaya menjadi lebih berkembang.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Dony H Heatubun, menjelaskan bahwa dalam upaya mempromosikan hasil tenun NTT sekaligus pengembangan UMKM Lokal, Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Dekranasda NTT kembali menggelar kegiatan Exotic Tenun Fest 2023.
Kegiatan ini akan digelar selama tiga hari dan dipusatkan di Lippo Plaza Kupang dan Pantai Lasiana, selama tanggal 25-27 Agustus 2023.
Dony H Heatubun mengatakan, Exotic Tenun Fest 2023 merupakan kegiatan yang ketiga kalinya digelar Bank Indonesia bekerjasama dengan Dekranasda NTT. Kali ini, kegiatan Exotic Tenun Fest 2023 mengangkat tema “Pesona Tenun NTT dan Pengembangan UMKM Lokal.”
Menurut Dony H Heatubun, Exotic Tenun Fest 2023 adalah sebuah event yang sangat istimewa dan memiliki potensi besar untuk mengangkat pesona budaya dan ekonomi Provinsi NTT.
“Penyelenggaraan ETF 2023 kali ini merupakan kali ketiga, setelah pertama kali dilaksanakan pada tahun 2021. Sebenarnya kami sudah menggelar Pre-event dengan thema ‘Membangun Antusiasme dan Kolaborasi’ dengan banyak perlombaan,” kata Dony H Heatubun.
Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan Exotic Tenun Fest 2023 diawali dengan kegiatan Pre-event ETF 2023, berupa Business Matching yang dilaksanakan pada 11 – 12 Agustus 2023 di Atambua. Dimana Business Matching bertujuan mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli potensial, baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu, kata Dony H Heatubun, kegiatan pre-event lainnya berupa pemberian memfasilitasi pembuatan Sertifikasi Produk UMKM yang dilaksanakan sepanjang bulan Agustus. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing pasar produk UMKM unggulan dari Provinsi NTT.
“Kegiatan Pre-event lainnya yang telah dilakukan adalah Lomba
Desain Busana dengan bahan utama Tenun khas NTT,” jelas Dony H Heatubun.
Event Exotic Tenun Fest 2023 (ETF 2023) jelas Dony H Heatubun, akan menjadi wadah bagi para pelaku UMKM untuk memamerkan produk-produk mereka, menjalin hubungan bisnis, dan mendapatkan pelatihan serta dukungan untuk lebih berkembang.
Ia mengatakan, kegiatan ETF 2023 terbuka untuk umum, sehingga seluruh masyatakat NTT terutama warga Kota Kupang dan sekitarnya bisa menyaksikan dan turut ambil bagian di dalamnya.
(*)
Comment