TEROPONGNTT, OELAMASI — Salah satu masalah yang marak terjadi di lingkungan sekolah adalah bullying, suatu tindakan tidak terpuji yang merugikan korbannya bahkan hingga mempengaruhi kesehatan psikisnya.
Terhadap kenyataan ini, Universitas Citra Bangsa (UCB) lewat para dosennya; Fepyani Thresna Feoh, S.Kep.,Ns.,M.Kep, Istha L. Muskananfola, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Roswita L. Nahak, S.Pd.,M.Pd, tergerak untuk mengatasi persoalan tersebut dengan melakukan pemberdayaan di UPTD SD Inpres Naibonat Kabupaten Kupang.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UCB, Fepyani Thresna Feoh, S.Kep.,Ns.,M.Kep dalam keterangannya menjelaskan, tujuan pemberdayaan dari kegiatan PKM ini adalah untuk mencegah terjadinya bullying.
“Tujuan dari PKM ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa melalui pendidikan kesehatan menggunakan media buku cerita bergambar tentang bullying dan memberdayakan siswa melalui pembentukan dan pelatihan peer educator pencegahan bullying”. Jelas Fepy.
Kegiatan PKM dibagi dalam tiga tahap yaitu; pada Rabu 24 Juli 2024 dengan Memberikan Pendidikan Kesehatan Dengan Media Buku Cerita Bergambar Tentang Bullying kepada 300 siswa.
Pada Kamis 25 Juli 2024 dilaksanakan Pelatihan Peer Educator Pencegahan Bullying kepada 20 siswa dan pada Sabtu 3 Agustus 2024, dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Kepala Sekolah dan Peer Educator Pencegahan Bullying.
“Masalah bullying harus dicegah dan ditangani secara tepat. Perilaku bullying dapat memberikan dampak yang negatif baik bagi korban, pelaku dan saksi bullying, khususnya masalah kesehatan mental pada anak dan remaja,” kata Fepy.
Menurut Fepy, banyak korban bullying mengalami kecemasan, takut berinteraksi dengan orang lain, menolak ke sekolah, penurunan nilai akademik, harga diri rendah, depresi bahkan hingga percobaan bunuh diri.
Sedangkan pelaku bullying merasa paling kuat dan kurang empati terhadap orang lain. Hal ini harus dicegah sejak dini. Siswa tidak boleh menjadi pelaku maupun korban bullying.
Untuk itu, kata Fepy, perlu diterapkan suatu strategi modifikasi pendidikan kesehatan yaitu pemberdayaan siswa dengan pembentukan peer educator pencegahan bullying di sekolah” Jelas Dosen yang mahir bermain Sesando ini.
Ia juga menjelaskan, dalam kegiatan ini, Peer educator dilatih untuk memiliki keterampilan memahami dan merasakan emosi orang lain serta bereaksi secara empati terhadap orang lain.
Menegur teman sebaya ketika melakukan bullying, menjadi saksi aktif dengan menyampaikan perilaku bullying kepada guru, dan memfasilitasi proses resolusi konflik dengan cara yang netral dan tidak memihak.
“Selain itu, membantu teman sebaya untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan dengan komunikasi yang efektif.” katanya.
Upaya ini, jelas Fepy, menjawab tujuan Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang tangguh serta Kehidupan Sehat dan Sejahtera dalam SDGs, yaitu dengan menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan dengan demikian mencegah terjadinya masalah kesehatan mental pada anak akibat bullying.
“Sekarang di UPTD SD Inpres Naibonat Kabupaten Kupang telah terbentuk kelompok peer educator pencegahan bullying yang akan terus berperan sebagai agen penyebar informasi tentang bullying dan menjadi role model dalam perilaku anti bullying dan terjadi peningkatan pengetahuan siswa tentang bullying,” kata Fepy.
Dengan demikian, menurutnya, akan terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku untuk tidak melakukan perilaku bullying sehingga dapat mencegah dampak negatif bullying bagi siswa khususnya masalah kesehatan mental akibat bullying.
Kepala UPTD SD Inpres Naibonat Kabupaten Kupang, Erni S. Bengkiuk, S.Pd.,SD memberikan apresiasi dan mengaku ada perubahan di kalangan anak didik mereka.
“Kami sangat berterima kasih atas kerja sama dengan Universitas Citra Bangsa dalam program pencegahan bullying melalui pembetukan peer educator pencegahan bullying dan pendidikan kesehatan tentang bullying.
Kami sangat terbantu dengan edukasi yang telah diberikan oleh Dosen dan Mahasiswa Keperawatan Universitas Citra Bangsa.
Setelah mengikuti kegiatan ini, saya merasa ada perubahan pada anak-anak dan saya percaya perubahannya akan bertahap karena akhir-akhir ini ketika ada teman-teman mereka yang membully, mereka langsung menegur “tidak boleh bullying” dan langsung melapor ke Guru.
Saya sangat senang karena anak-anak sudah mengerti tentang bullying dan cara pencegahan serta penangannya”. Jelas Erni
Kegiatan ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset Dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi.
(*/vm)\
Comment