TEROPONGNTT, KUPANG – Pelayanan maskapai penerbangan Batik Air yang melayani rute Kupang-Jakarta, mengecewakan bagi Arianto Takubesi dan istrinya, selaku calon penumpang. Akibat pelayanan yang kurang bagus dari pihak maskapai, Arianto Takubesi dan istri menderita kerugian sebesar Rp 2 juta lebih.
Arianto Takubesi dan istri, seharusnya terbang ke Jakarta menggunakan pesawat Batik Air pada, Senin (21/8/2017) siang. Sesuai jadwal yang tertera pada tiket, pesawat Batik Air terbang dari Bandara El Tari Kupang pukul 13.30 wita, dan penumpang diharapkan chek in dan boarding 45 menit sebelum pesawat berangkat.
Karena itu, pada pukul 12.30 wita, Arianto Takubesi dan istri sudah berada di Bandara El Tari Kupang untuk chek in dan boarding. Namun, ketika hendak chek in, petugas maskapai Batik Air mengatakan, chek in sudah ditutup. Arianto Takubesi dan istri tidak bisa naik ke pesawat karena dianggap sudah terlambat.
Merasa tidak puas dengan pelayanan tersebut, Arianto Takubesi kemudian mendatangi Costumer Service Maskapai Batik Air untuk menyatakan protes. Kepada petugas costumer service Batik Air, Arianto Takubesi mempertanyakan pola pelayanan maskapai tersebut yang dinilainya mengecewakan.
“Saya chek in pukul 12.30 wita, tapi petugas mengatakan chek in sudah ditutup. Padahal saya chek in sebelum batas waktu 45 menit, artinya saya tidak terlambat untuk chek ini,’ kata Arianto Takubesi kepada wartawan di saat ditemui Bandara El Tari Kupang, Senin (21/8/2017) sore.
Petugas maskapai Batik Air bernama Paschal Sakeng dan ibu Widia mengatakan, sesuai catatan mereka, calon penumpang atas nama Arianto Takubesi bukan chek in pukul 12.30 wita, tetapi pukul 13.57 wita. Sehingga dianggap terlambat dan tidak bisa dilayani lagi, karena telah terlambat 45 menit.
Menurut Paschal Sakeng dan ibu Widia, waktu yang digunakan atau dijadikan patokan adalah waktu yang ada di Maskapai Batik Air, bukan catatan waktu yang dimiliki calon penumpang. Karena itu, penumpang atas nama Arianto Takubesi tidak bisa dilayani chek in dan uang tiketnya dikembalikan 10 persen.
Kepada wartawan, Arianto Takubesi mengatakan, saat dirinya hendak chek ini waktu menunjukan pukul 12.30 wita. Dirinya juga mengecek kepada calon penumpang atau pengunjung lain di sekitar bandara, dan ternyata saat itu waktunya memang pukul 12.30 wita.
“Petugas Batik Air tidak menunjukan kepada saya jam yang mereka gunakan sebagai patokan. Petugas hanya menulis di kertas bahwa saat itu sudah pukul 13.57 wita. Sehingga saya dianggap terlambat. Padahal sebenarnya saya dan istri datang ke bandara tidak terlambat,” kata Arianto Takubesi.
Karena harus segera pulang ke Jakarta, kata Arianto, ia terpaksa menerima sepuluh persen uang tiket pesawat Batik Air yang dikembalikan. Gara-gara ingin menumpang pesawat Batik Air, Arianto Takubesi dan istri terpaksa menderita kerugian sebesar Rp 2 juta lebih.
“Uang tikes saya dan istri hangus Rp 2 juta lebih, karena yang dikembalikan cuma sepuluh persen. Rencananya, besok (Selasa, 22/8/2017), kami terbang ke Jakarta menggunakan pesawat Citi Link. Saya dengan informasi, pelayanan Batik Air atau grup Lion Air di Kupang kadang-kadang dikomplain oleh penumpang juga. Saya salah satu korbannya,” kata Arianto Takubesi.
Selain dirinya dan istri, tambah Arianto Takubesi, juga ada dua calon penumpang Batik Air lainnya yang tidak dilayani chek in. Hanya saja, kedua calon penumpang itu sudah pulang terlebih dahulu. (max)
Comment