TEROPONGNTT, KUPANG – Dibanding masa tanam tahun sebelumnya, luas tanam tanaman padi masa tanam tahun 2016/2017 mengalami peningkatan sebesar 35 ribu hektar atau meningkat 16-17 persen luas tanam. Pemerintah terus mendorong persiapan lahan petani untuk menyambut musim tanam tahun 2017/2018.
Demikian dikatakan Kadis Pertanian Provinsi NTT, Yohannes Tay Ruba kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (25/9/2017) siang. Tay Ruba menjelaskan hal ini menanggapi pertanyaan wartawan, perihal musim kemarau yang membuat sejumlah wilayah di Indonesia mulai mengalami kekeringan, tetapi Provinsi NTT masih mampu memanen hasil tanaman pertanian terasuk buah-buahan.
“Soal informasii kekeringan secara nasiolan, sebenarnya iklim kita di NTT memang seperti ini. Namun, tahun ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu. Musim tanam tahun lalu itu lebih ekstrim, karena curah hujan pada musim hujan, yakni selama bulan Januari, Februari, hingga Maret, tidak mencukupi untuk tanam padi sawah, dan untuk sawah tadah hujan,” kata Tay Ruba.
Bahkan, kata Tay Ruba, ada sekitar 6 ribu hektar lahan pertanian tidak ditanam yakni di Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao dan kabupaten Sumba Tengah. Petani tidak bisa tanam.
Sedangkan untuk musim tanam tahun ini, kata Kadis Pertanian Provinsi NTT, Yohannes Tay Ruba, jumlah curah hujannya cukup baik. Sehingga hasil panen tahun ini, yakni selama bulan Mei, Juni hingga Juli 2017, menunjukan hasil yang lebih baik pula disbanding musim tanam tahun lalu.
“Pemerintah juga terus berupaya mendorong petani untuk giat berusaha, bercocok tanam. Karena itulah, kita masih bisa survive saat ini. Sekarang ini, kita juga sedang mendorong petani untuk mempersiapkan lahan menyambut musim tanam tahun berikutnya, 2017/2018,” kata Tay Ruba.
Tay Ruba yakin, dengan berbagai upaya yang dilakukan, mulai dari persiapan bibit, persiapan lahan dan sumber air, pemupukan dan perawatan tanaman yang baik, akan menghasilkan panen yang mengembirakan pula,” kata Tay Ruba. (max)
Comment