TEROPONGNTT, KUPANG — Dr. Fransiskus Xaverius Lara Aba, SE., mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Gubernur NTT 2024. Deklarasi bertajuk “Merajut Gotong Royong bersama Frans Aba for Gubernur NTT 2024” berlangsung di Ballroom Aston Kupang Hotel pada Minggu (18/6/2023).
Acara deklarasi Dr. Fransiskus Xaverius Lara Aba, SE. sebagai Calon Gubernur NTT 2024 dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat dari semua daerah, tokoh pemuda, tokoh perempuan, akademisi, pada politisi serta ratusan simpatisan Frans Aba. Jumlahnya menca[ai lebih dari 500 orang yang hadir.
Frans Aba siap bertarung memperebutkan kursi Gubernur NTT menggantikan Gubrnur NTT saat ini, Viktor B Laiskodat, karena melihat NTT semakin terpuruk dengan angka kemiskinan. Saat ini Provinsi NTT berada di peringkat ketiga provinsi termiskin di Indonesia.
Menurut Frans Aba, NTT dikenal dengan kemiskinan yang ekstrim, dengan angka stunting mencapai 30 persen. Ini adalah sebuah tantangan yang harus diperbaiki.
Selain ity, indeks sumber daya manusia (SDM) masyarakat NTT masih tergolong rendah, infrastruktur terjelek di Indonesia dan angka indeks korupsi yang masih tinggi hingga sebesar 7 persen.
Kondisi ini membuat Frans Aba merasa prihatin, sehingga mendorong dirinya untuk ikut bertarung di pentas politik NTT dan dapat berbuat lebih baik untuk daerah asalnya.
“Meskipun kita miskin, saya percaya kita masyarakat NTT kaya akan iman dan memiliki harga diri,” tegasnya.
Sebagai seorang peneliti, Frans Aba mengaku apa yang ia sampaikan berlandaskan pada data. Karena jika berbicara tanpa data sama dengan fitnah.
Menurutnya, NTT memerlukan percepatan pembangunan, dan dirinya siap melakukan semua proses demi percepatan pembangunan itu guna membawa Nusa Tenggara Timur keluar dari stigma-stigma buruk.
NTT memiliki basis ekonomi pertanian dan hampir 60 persen masyarakatnya hidup dari pertanian dan peternakan. Jika basis ekonomi masyarakat ini didukung dengan percepatan pembangunan, dengan upaya moderninasi menuju industrialisasi pertanian, diyakini kehidupan masyarakat NTT bisa lebih baik.
“Modernisasi akan memberikan dampak pada penerimaan dengan ditunjang oleh pertanggungjawaban public. Karena yang paling penting adalah karakter dan kejujuran pada diri sendiri sebagai seorang pemimpin, sebelum jujur pada rakyat,” katanya.
Frans Aba juga mengatakan, meski saat ini NTT menjadi provinsi termiskin ketiga di Indonesia, para pemimpin terdahulu tidak bisa disalahkan. Baik itu Gubernur Ben Mboi, Hendrik Fernandes, Herman Musakabe, Piet Alexander Tallo maupun Gubernur Frans Lebu Raya.
Bagi alumni Universitas Sains Malaysia ini, para pemimpin terdahulu telah berupaya dan memberikan petunjuk kepada masyaraklat NTT. Hanya saja apa yang mereka lakukan tidak terlepas dari kekurangan para pemimpin sebelumnya. Sehingga apa yang telah dialami menjadi replikasi bagi dirinya ke depan dalam membangun NTT.
Saat ini, kata Frans Aba, pertumbuhan ekonomi, NTT masih berada dalam proses pertumbuhan yang sangat rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi NTT saat ini berada diatas 5 persen, bahkan melebihi pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Viktor B Laiskodat dan Joseph Nai Soi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT saat ini, menurut Pengajar pada Unika Atmajaya Jakarta ini, memang sudah melakukan secara baik tapi kurang kreatif dan inovatif. Dampaknya adalah pada percepaan dan akselereasi pembangunan. Mestinya,harus ada proses moderninasi.
Uang Bukan Orientasi
Pada bagian lain dari pidatonya, Frans Aba menyebut bahwa banyak pertanyaan diajukan pada dirinya mengenai pintu partai dan kesiapan finansial untuk maju sebagai orang nomor satu di Provinsi NTT. Menurutnya, itu adalah pertanyaan yang lumrah.
Frans Aba menegaskan, mengenai partai pendukung, bisa dijawab setelah Pemilu Legislatif pada 14 Februari 2024 nanti. Semuanya akan berproses, dan dirinya tentu tidak hanya mengandalkan Partai Perkawanan Indonesia atau PPI saja.
Frans Aba juga mengakuikalau kemampuan finansial juga snagat dibutuhkan untuk menjangkau seluruh NTT yang terdiri dari beberapa pulau ini. Namun, hal pertama yang paling penting baginya adalah iman dan moral, karena uang hanya sebagai sebuah proses untuk mensupport.
“Uang adalah sarana, bukan orientasi saya. Kekuatan yang paling penting adalah gotong royong. Kalau kita bicara uang duluan, maka yang kuat akan semakin kuat, yang lemah semakin lemah, yang benar bisa salah dan yang salah bisa benar karena kekuatan uang,” katanya.
Karena itu Frans Aba berharap, semua bisa bergandengan tangan, dan masyarakat NTT bisa menerima dirinya untuk menjadi pemimpin NTT periode berikutnya. Ia siap melakukan dan akan menghasilkan karya terbaik bagi masyarakat NTT.
Pada acara deklarasi ini, selain mendengar pidato ungkapan niat Frans Aba maju sebagai Calon Gubernur NTT 2024, juga ada penyampaian testimoni dari sejumlah tokoh, seperti dari perwakilan kaum mileneal yakni Melkianus Pote Hadi, dan Christin Banase yang juga Ketua DPC GMNI Cabang Kupang, tokoh perempuan yakni Margarehta Bhubu serta Ketua Pengurus Alumni GMNI NTT, Nikolaus Fransiskus.
Tampil juga memberi testimoni dua orang mantan Wakil Wali Kota Kupang yakni Daniel Hurek dan Hermanus Man, serta Mantan Bupati Lembata, DR. Thomas Ola Langgoday, SE, M. Si.
Para tokoh ini menyatakan mendukung mereka terhadap Frans Aba untuk menjadi Gubenrur NTT 2024, Mereka juga menitipkan sejumlah pesan, agar Frans Aba bisa membawa NTT keluar dari kemiskinan melalui program-program yang menyentuh rakyat miskin di seluruh NTT.
(*)
Comment