TEROPONGNTT, KUPANG – Selama bulan Oktober 2022, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT bersama lembaga jasa keuangan (LJK) berpartispasi aktif melalui berbagai bentuk kegiatan literasi dan inklusi keuangan dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2022. Salah satu kegiatannya adalah melaksanakan Program Media Tour di 4 (empat) media massa dengan tema “Bulan Inklusi Keuangan, Perlindungan Konsumen dan Waspada Investasi/Pinjaman Online Ilegal”, serta berkolaborasi dengan RRI Kupang dalam penyelenggaraan Festival Pelajar Nusantara (FPN) tahun 2022.

Demikian dijelaskan Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu dalam konferensi pers yang digelar di kantor RRI Kupang, Jumat (28/10/2022) malam. Saat menggelar konferensi pers ini, Kepala OJK Provinsi NTT, Japarmen Manalu didampingi Kepala RRI Kupang, Ida Ayu Evi handayani.
Dijelaskan Japarmen Manalu, keuangan inklusif (financial inclusion) merupakan upaya yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga maupun non harga, terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan. Keuangan inklusif ini merupakan strategi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan serta stabilitas sistem keuangan.
“Namun demikian, seperti saya sampaikan dalam sambutan pada acara puncak Bulan Inlkusi Keuangan tadi, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tercatat indeks inklusi keuangan atau penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan formal oleh masyarakat sebesar 76,19%, di sisi lain indeks literasi atau tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan formal relatif masih rendah yaitu hanya sebesar 38,03%. Di Provinsi NTT sendiri, indeks inklusi keuangan masyarakat berada di bawah rata-rata nasional yakni sebesar 60,63% dan indeks literasi keuangan sebesar 27,82%,” kata Japarmen Manalu.
Dari data tersebut, kata Japarmen Manalu, dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih perlu ditingkatkan literasi keuangannya sehingga dapat semakin mendorong inklusi keuangan atas produk dan/atau layanan jasa keuangan formal.
“Selain bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap lembaga, produk dan layanan jasa keuangan, inklusi keuangan juga bertujuan untuk meningkatkan penyediaan produk dan/atau layanan jasa keuangan oleh lembaga keuangan, meningkatkan penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan serta meningkatkan kualitas penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat,” kata Japarmen Manalu.
“Sehubungan dengan itu, melalui Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif, pemerintah telah menetapkan target inklusi keuangan meningkat menjadi sebesar 90% pada tahun 2024,” jelas Japarmen Manalu.
Dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan serta mendorong pencapaian target inklusi keuangan tahun 2024 yang juga mendukung pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional saat ini, maka kata Japarmen Manalu, OJK bersama dengan kementerian/lembaga terkait dan lembaga jasa keuangan melaksanakan Kembali “Bulan Inklusi Keuangan” (BIK) pada bulan Oktober, dimana kegiatan BIK tersebut telah dilaksanakan dengan baik sejak tahun 2016.
“Tema Bulan Inklusi Keuangan pada tahun 2022, yaitu ‘Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat.’ Di bulan inklusi keuangan ini, kita menggelar beberapa kegiatan yang difokuskan, antara lain : Penjualan Produk dan/atau Layanan Jasa Keuangan Berinsentif melalui pemberian discount, cashback, point, bonus atau reward selama bulan Oktober; serta Kegiatan edukasi keuangan terkait produk dan/atau layanan jasa keuangan dari berbagai industri jasa keuangan yang dapat dilakukan secara online atau offline,” jelas Japarmen Manalu.

Selain itu, jelas Japarmen Manalu, berupa kegiatan Pembukaan rekening, polis dan produk keuangan lainnya untuk seluruh segmen masyarakat; Fasilitasi pemberian kredit/pembiayaan bagi masyrakat serta pelaku usaha kecil dan mikro, antara lain melalui kegiatan business matching; dan Pameran Produk dan/atau Layanan Jasa Keuangan di acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan yang digelar di halaman kantor RRI Kupang.
“Kampanye dan publikasi program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen secara massif juga merupakan kegiatan yang dilakukan di Bulan Inklusi Keuangan tahun 2022 ini. Jadi selama bulan Oktober 2022 ini, Kantor OJK Provinsi NTT beserta lembaga jasa keuangan di Provinsi NTT berpartispasi aktif melalui berbagai bentuk kegiatan literasi dan inklusi keuangan dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan tahun 2022. Termasuk diantaranya, melaksanakan Program Media Tour di 4 (empat) media massa dengan tema Bulan Inklusi Keuangan, Perlindungan Konsumen dan Waspada Investasi/Pinjaman Online Ilegal, serta berkolaborasi dengan RRI Kupang dalam penyelenggaraan Festival Pelajar Nusantara (FPN) tahun 2022,” kata Japarmen Manalu.
FPN tersebut, kata Japarmen Manalu, dilaksanakan selama sepekan sejak tanggal 23 Oktober 2022 sampai hari ini dengan rangkaian perlombaan yang diikuti oleh lebih dari 500 orang pelajar SMA/sederajat di Kota Kupang. Selain kegiatan dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan, OJK Provinsi NTT juga fokus pada kebijakan perluasan akses keuangan masyarakat.
“Untuk kebijakan perluasan akses keuangan masyarakat, kita melakukan berbagai program antara lain: Pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). TPAKD merupakan forum koordinasi antar instansi dan stakeholders terkait untuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. Pada Agustus 2021, telah terbentuk sebanyak 23 TPAKD di wilayah Provinsi NTT, dengan 1 TPAKD tingkat provinsi, 1 TPAKD tingkat kota dan 21 TPAKD tingkat kabupaten,” kata Japarmen Manalu.
Selain itu, jelas Japarmen Manalu, juga melakukan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang merupakan implementasi dari Keputusan Presiden RI No. 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung (HIM) dan salah satu bentuk Aksi Pelajar Indonesia Menabung yang sejalan dengan arahan Presiden RI, yang mendorong seluruh pelajar untuk memiliki rekening tabungan. Sampai dengan triwulan II 2022, capaian KEJAR secara nasional telah mencapai angka 49,6 juta rekening dengan total nilai Rp27,66 triliun rupiah atau sebesar 76,73 persen dari 64,6 juta pelajar di tahun 2021.
Juga program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR); yang merupakan kredit/pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Jasa Keuangan formal kepada pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan proses cepat, mudah, dan berbiaya rendah. Terdapat tiga skema generic model yang telah disusun, yaitu: 1) Kredit/Pembiayaan Proses Cepat, 2) Kredit/Pembiayaan Berbiaya Rendah, dan 3) Kredit/Pembiayaan Cepat dan Berbiaya Rendah.
“Sampai dengan triwulan II tahun 2022, Program K/PMR telah diimplementasikan oleh 2 TPAKD di Provinsi NTT dengan realisasi dari awal penyaluran adalah sebesar Rp33.309.820.000 kepada 5.991 debitur. Berdasarkan hasil SNLIK OJK tahun 2019 menunjukkan bahwa para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah,” kata Japarmen Manalu.
Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16%, atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38%. Senada dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58%, atau jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76%. Para pelajar juga lebih rentan dari sisi keuangan karena belum memahami pentingnya menabung atau berinvestasi termasuk menyiapkan dana darurat serta mudah dipengaruhi tawaran influencer di media sosial.
Merujuk hal tersebut, maka kata Japarmen Manalu, OJK melihat pentingnya peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi para pelajar di Indonesia termasuk di Provinsi NTT melalui pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan yang dilaksanakan hari ini dan selama sepekan kedepan berkolaborasi dengan pelaksanaan Festival Pelajar Nusantara. Harapannya dengan adanya kegiatan ini, pelajar mendapatkan exposure atas informasi dan pengetahuan keuangan sejak dini, sehingga pada akhirnya dapat membentuk karakter serta kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan.
“Kami berharap agar penyelenggaraan rangkaian kegiatan dan event selama Bulan Inklusi Keuangan dapat berkontribusi dalam menyukseskan program Pemerintah untuk memulihkan perekonomian, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dapat terus berkontribusi dalam mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih baik di masa yang akan datang,” kata Japarmen Manalu.
Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan dan Festival Pelajar Nusantara tahun 2022 ini, menurut Japarmen Manalu, juga mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Provinsi NTT, Pemerintah Daerah Kota Kupang, RRI Stasiun Kupang, Lembaga Jasa Keuangan dalam hal ini melalui Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan Provinsi NTT, Bank Indonesia Perwakilan NTT, Kepolisian Daerah Provinsi NTT, para Kepala Sekolah dan seluruh pelajar tingkat SMA/sederajat se-Kota Kupang, awak media, serta pihak-pihak lainnya.
Sementara Kepala RRI Kupang, Ida Ayu Evi handayani menambahkan, kegiatan Festival Pelajar Nusantara (FPN) tahun 2022 diselenggarakan secara serentak di seluruh Kantor RRI se-Indonesia. Materi yang dilombakan dalam FPN difokuskan kepada materi tentang inlkusi keuangan, sehingga sejalan dengan program Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang dilaksanakan OJK bersama Lembaga Jasa keuangan.
(max)
Comment