TEROPONGNTT, KUPANG – Badan Pangan Nasional (BPN) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT, Bank Indonesia (BI), Bulog dan ID Food, menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Gereja Bethel Maulafa, Kota Kupang pada Kamis, 22 Agustus 2024. Gerakan Pangan Murah (GPM) ini digelar dalam rangka Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) ini juga melibatkan pihak swasta dan UMKM, seperti PT. Laris Manis Utama, Hypermart, CV. NAM, CV. Agen Naga Makmur, Wings Group, CV. Sampurna, dan CV. Feromas, serta UMKM lainnya.
Sementara bahan kebutuhan pokok yang disiapkan bagi masyarakat berupa beras, minyak goreng, bawang merah dan bawang putih, gula pasir, telur ayam, kopi dan lainnya. Warga sekitar pun terus berdatangan untuk memanfaatkan kesempatan berbelanja bahan kebutuhan pokok yang tersedia dengan harga yang murah.
Yang menariknya, khusus di Stan Bank Indonesia (BI) Provisni NTT, warga membeli paket sembako yang tersedia dengan menggunakan sistem pembayaran digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yaitu sistem pembayaran yang menggabungkan berbagai kode QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang juga menggunakan kode QR.
Beberapa ibu-ibu yang tidak membawa Hand Phone (HP) saat hendak berbelanja di stand Bank Indonesia, terlihat meminta bantuan kepada rekan warga lainnya untuk membantu transaksi dan digantikan dengan uang tunai yang mereka miliki. Sementara ibu-ibu yang belum bisa menggunakan transaksi digital, menelpon anak mereka untuk datang dan membantu melakukan transaskinya.
Salah satunya adalah seorang gadis bernama Indri. Ia dipanggil ibunya untuk membantu melakukan transaksi digital di stan Bank Indonesia. Namun karena nilai uang di dalam aplikasi digitannya sedang minim, Indri terpaksa pulang dulu untuk melakukan top-up uangnya dalam aplikasi DANA.
Setelah itu, Indri kembali ke lokasi kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan melakukan transaksi digital di Stand Bank Indonesia (BI) NTT untuk mendapatkan paket sembako dengan harga Rp 60 ribu perpaket. Bahkan, Indri dan ibunya melakukan transaksi hingga 3 paket sembako.
“Iya…Tadi pulang dulu untuk Top-Up baru kembali untuk belanja. Mama saya belum mahir menggunakan transaksi digital menggunakan QRIS jadi saya yang melakukan transaksi,” kata Indri sambil tersenyum.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kalau Bank Indonesia selain terlibat membantu masyarakat melalui kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan menyediakan paket sembako harga murah, juga sekaligus bertujuan mensosialisasikan pemnggunaan transaksi digital dengan QRIS. Itulah sebabnya, transaksi di stand Bank Indonesia dilakukan dengan transaksi digital.
Sementara seorang petugas dari Bulog NTT bernama Yuafi, mengatakan mereka menurunkan 2 ton beras serta sejumlah minyak goreng, gula pasir, bawang dan lainnya untuk dijual kepada masyarakat dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Gereja Bethel Maulafa tersebut. Namun, transaksi di stand atau mobil Bulog bisa menggunakan uang tunai.
“Kami juga ikut menganjurkan warga untuk berbelanja di stand Bank Indonesia, karena kalau di kami (Bulog), yang tersedia beras medium dengan harga Rp60 ribu perkarung ukuran 5 kg, sementara di stand Bank Indonesia jenis berasnya premium dijual dengan harga dan ukuran yang sama serta ditambah hadiah minyak goreng. Jadi lebih untung kalau warga belanja di sana, cuma di stand Bank Indonesia harus transaksi secara digital,” kata Yuafi.
Beberapa warga yang dimintai komentar mereka mengatakan, mereka berterima kasih karena ada kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di wilayah mereka yakni di Kelurahan Maulafa. Mereka juga mengakui, kalau saat ini transaksi digital memang sudah banyak digunakan sehingga mereka pun akan belajar menggunakan transaksi digital kedepannya.
(max)
Comment