TEROPONGNTT, KUPANG — Pergerakan Anggota Muda IAKMI (PAMI) Nusa Teggara Timur (NTT) berhasil menggandeng 18 organisasi kepemudaan untuk bersama melakukan Gerakan peduli bumi denga menanam 1000 pohon, Sabtu (12/04/2025).
Kegiatan ini dilakukan disepanjang jalur petuk mulai dari cabang jalur liliba hingga ke jembatan petuk 1. Ketua Pami Daerah Provinsi NTT periode 2024-2025 Devisari Dedu Ngara dalam keterangannya menyampaikan kegiatan ini adalah bentuk kepedulian generasi muda pada bumi.
“Kegiatan ini dinisiasi oleh PAMI atas motivasi ketua IAKMI NTT dan disambut baik oleh teman-teman dari berbagai organisasi kepemudaan. Ini adalah bentuk kepedulian kami anak muda kepada bumi yang kita pijak. Kami akan terus bergerak dan berdampak.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu melakukan aksi ini terutama Bapa lurah Liliba, Persemaian Permanen Fatukoa milik BPDAS Benain Noelmina serta semua teman-teman organisasi kepemudaan”. Jelas Devi mahasiswa FKM Undana ini.
Jo Klau, perwakilan GMNI Cabang Kupang mengharapkan warga sekitar turut membantu menjaga semua tanaman ini.
“Kami mengajak warga sekitar untuk menjaga atau merawat tanaman ini. Minimal jangan membakar lahan ketika musim kemarau. Ini untuk kebaikan kita bersama”. Jelas Klau. Hal lain diungkapkan oleh Tini ketua Mapala Undana.
“Kami sebagai generasi milenial tidak takut untuk turun lapangan untuk kerja. Ini bukti bahwa kami ingin melestarikan alam lingkungan hidup. Kami bagian dari tanggungjawab kami”. Tutup mahasiswa hukum Undana ini.
Ketua IAKMI NTT Dr. Jeffrey Jap,drg.,M.Kes yang hadir dalam kegiatan ini memberikan apresiasi atas semangat para anak muda ini. “Kami memberikan apresiasi kepada semua anak muda yang terlibat ini. Harapan kami ada kolaborasi lebih lanjut dengan pemerintah Kota Kupang dalam upaya pemeliharaan”. Tutur Jeffrey.
Beberapa organisasi yang ikut terlibat antara lain; Mahasiswa asal Sumba Tengah, KMK Fisip Undana, BLM FKM Undana, HIMATRI Kupang, Politani Sumba- Kupang, Pasola Student Kupang dan Persatuan Mahasiswa Manggarai Kupang.
(*)
Comment