Ekbis

Halal Bi Halal Keluarga Besar Perbankan dan Lembaga Jasa Keuangan, “Mari Saling Memaafkan untuk Bersinergi Membangun Ekonomi NTT yang Kuat dan Berkelanjutan”

8
×

Halal Bi Halal Keluarga Besar Perbankan dan Lembaga Jasa Keuangan, “Mari Saling Memaafkan untuk Bersinergi Membangun Ekonomi NTT yang Kuat dan Berkelanjutan”

Sebarkan artikel ini
FOTO : Gubernur NTT bersama Kepala Perwakilan BI dan Kepala OJK serta Forkompinda dan pimpinan perbankan foto bersama di acara halal bi halal

TEROPONGNTT, KUPANG – Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara Halal bi Halal Idul Fitri 1446 H Keluarga Besar Perbankan dan Lembaga Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu 9 April 2025. Acara Halal bi Halal ini mengusung tema, “Mari Saling Memaafkan untuk Bersinergi Membangun Ekonomi NTT yang Kuat dan Berkelanjutan,”.

Acara Halal bi Halal Keuarga Perbankan dan Lembaga Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini digelar di pelataran Kantor Perwakilan BI Provinsi NTT dan dihadiri Gubernur NTT Emanuel Melkianus Laka Lena, serta unsur forkompina NTT.

Selain itu, juga dihadiri para pimpinan perbankan dan lembaga jasa keuangan (LJK) lainnya dari seluruh wilayah NTT. Tampak hadir Ketua Perbarindo NTT, Robert P Fanggidae, Ketua Kadin NTT, Bobby Lianto dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Japarmen Manalu menekankan tentang pentingnya komunikasi yang baik antara lembaga jasa keuangan, perbankan dan kerjasama antar lembaga atau instansi dalam membangun ekonomi di Nusa Tenggara Timur.

Japarmen Manalu yakni, dengan komunikasi dan kerja sama yang baik, ekonomi Provinsi NTT akan terus tumbuh dan berkembang. Serta pentingnya meningkatkan peran perbankan dan Lembaga jasa keuangan lainnya dalam mempercepat Pembangunan ekonomi di wilayah ini.

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Agus Sistyo Widjajati menyoroti dinamika ekonomi global yang dipengaruhi kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan kaitannya dengan kebijakan ekonomi pemerintahan Gubernur NTT Emanuel Melkianus Laka Lena dan Wakil Gubernur Jhoni Asadoma.

Selain itu, Agus Sistyo Widjajati juga menyampaikan beberapa pandangan tentang pembangunan ekonomi Provinsi NTT. Ada beberapa point penting yang disoroti antara lain : pertama adalah Sektor Pertanian. Dimana ekonomi NTT 30 persesnya tergantung pada sektor pertanian, namun hambatannya adalah sulitnya membnagun budaya untuk memperbanyak produksi sektor pertanian.

Yang kedua, kata Agus Sistyo Widjajati, adalah Sektor Pariwisata. Dimana orang NTT lebih suka berwisata atau mengunjungi tempat wisata ke luar daerah, dibandingkan mengunjungi obyek wisata di daerah sendiri.

Yang ketiga menurut Kepala Perwakilan BI NTT adalah Sektor Inveatasi. Yaitu bagaimana kita membuka diri agar ada investor dari negara lain atau dari daerah lain masuk ke wilayah NTT. Perlu ada pembenahan ditengah gejolak ekonomi seperti sekarang ini.

Sementara point yang keempat, yang disoroti Agus Sistyo Widjajati, adalah Program Ayo Beli Produk NTT yang dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur Melki-Jhoni. Pertanyaanya, apa produk NTT yang dikembangkan dengan baik saat ini.

Dalam sambutannya, Gubernur NTT Emanuael Melkianus Laka Lena mengatakan, dalam menghadapi tantangan besar pembangunan ekonomi saat ini, sinergi antara semua pihak, baik sektor perbankan, lembaga jasa keuangan, pemerintah daerah, dan lembaga vertical serta kalangan swasta, harus terus dikembangkan.

Jika semua memiliki semangat yang sama dan mencintai daerah ini, maka diyakini Pembangunan ekonomi NTT akan berjalan baik dan lebih cepat. Tantangan membangunan memang ada, tetapi jalan keluar penyelesaian harus terus dilakukan agar peluang pertumbuhan ekonomi bisa terbuka lebar di provinsi ini.

(max)

Comment