TEROPONGNTT, KUPANG — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menargetkan, pembangunan program sejuta rumah minimal mencapai 906 ribu unit di tahun 2018. Target ini jauh lebih tinggi dibandingkan target tahun 2017 sebanyak 860 ribu unit.
Seperti diberitakan finance.detik.com, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Kementerian PUPR Jakarta, Senin (19/2/2018), menjelaskan, program sejuta rumah menawarkan uang muka yang sangat ringan dan cicilan bulanan yang terjangkau. Dengan uang muka 1% dan cicilan Rp 800 ribu – Rp 1,3 juta, rumah seluas 25 m2 dengan luas tanah 60 m2 sudah bisa dihuni.
Khusus di Provinsi NTT, Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Provinsi NTT menargetkan, membangun 3.000 unit rumah layak huni pada tahun 2018. Dari angka tersebut, 85-90 persen diantaranya adalah rumah subsidi dari program sejuta rumah yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Sepanjang dua tahun terakhir ini, para developer anggota REI NTT telah membangun sebanyak 5.775 unit rumah yang lokasinya tersebar di beberapa kabupaten/kota,” kata Ketua DPD REI NTT, Bobby Pitoby, seperti diberitakan timorexpress.fajar.co.id.
Hingga saat ini, sudah 1.800 unit rumah yang dibangun tahun 2018. Bobby Pitoby optimis, target sebanyak 3.000 unit rumah yang sudah ditetapkan DPD REI NTT dapat tercapai.
Meski demikian, seperti dijelaskan Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) NTT), Bobby Pitoby dalam jumpa pers di kantornya, Senin (29/1/2018), harga rumah bersubsidi di wilayah Bali-Nusra termasuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) naik 5 persen dari Rp 141 juta menjadi Rp 148,5 juta. Harga baru rumah bersubsidi ini berlaku pertanggal 1 Januari 2018.
Menurut Bobby Pitoby, kenaikan harga rumah bersubsidi selalu terjadi setiap tahun sehingga masyarakat NTT yang belum memiliki rumah sebaiknya segera membeli rumah sebelum terjadi kenaikan harga.
Di wilayah NTT, kata Bobby Pitoby, masih banyak keluarga yang belum memiliki rumah pribadi, dan masih hidup di rumah kos atau rumah sewa. Karena itu, kemudahan subsidi kredit kepemilikan rumah (KPR) dari pemerintah mestinya dimanfaatkan masyarakat.
Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengatakan, Bank BTN menyalurkan kredit perumahan senilai Rp 3,44 triliun untuk 33.851 unit rumah di wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebagai integrator Program Sejuta Rumah, Bank BTN akan terus mendukung pemenuhan kebutuhan akan perumahan di Indonesia. Bahkan, Bank BTN tak hanya berperan sebagai pemberi kredit pemilikan rumah (KPR), tapi juga menyalurkan kredit konstruksi bagi pengembang.
“Kami terus berupaya memberikan fasilitas kredit tidak hanya bagi nasabah perorangan tapi juga bagi para pengembang untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat kelas menengah ke bawah,” jelas Maryono dalam peresmian Villa Kencana Cikarang, Bekasi, seperti dikutip dari presidenri.go.id. (*/berbagai sumber)
Comment