TEROPONGNTT, KUPANG — Sebuah ide besar menghadirkan industri farmasi di NTT mulai terlihat. Hal ini terungkap dalam rapat perdananya yang digelar di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Selasa (14/07/2020). Rapat perdana ini dipimpin langsung Dr. drg. Dominikus Minggu, M.Kes selaku Kadis Kesehatan Provinsi NTT.
“Ini adalah pertemuan perdana. Sesuai arahan Bapak Gubernur NTT, kita akan menyiapkan sebuah industry farmasi berbasis tanaman lokal di NTT. Kita punya tanaman lokal yang kaya khasihat kesehatan. Jadi harus dimanfaatkan secara baik, minimal kita mulai dengan jamu tradisonal,” kata Domi Mere, begitu Kadis Kesehatan Provinsi NTT, Dr. drg. Dominikus Minggu, M.Kes biasa disapa.
“Selain tanaman herbal, kita juga punya potensi pakar dan praktisi bidang kefarmasian yang dapat mendukung langkah ini,” lanjut Domi Mere.
Dr Muhajirin, salah satu peserta rapat mengatakan, beberapa tanaman asli NTT memiliki khasiat yang luar biasa. “NTT mempunyai tanaman khas yang sudah terbukti mempunyai khasiat baik secara empirik maupun ilmiah. Tanaman-tanaman tersebut diantaranya kelor, valoak dan daun papaya,” jelas doktor ilmu farmasi pertama di NTT ini.
Hal senada diungkapkan oleh Philomena Erika Rengga “Kita punya kerinduan agar NTT bisa melahirkan obat tradisional fitofarmaka yang mempunyai efek hampir sama seperti obat sintesis yang sudah digunakan dalam pelayanan kesehatan. Contohnya seperti Inlacin (produk Fitofarmaka) yang digunakan untuk mengobati diabetes melitus. Yang mana inlacin mngandung fraksi bioaktif daun bungur (Lagerstroemia speciosa Folium) dan kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii Cortex),” jelas Rilke, Dosen Farmasi Universitas Citra Bangsa (UCB).
Rektor Universitas Citra Bangsa (UCB), Dr. Jeffrey Jap drg. M.Kes yang juga hadir dalam rapat ini menegaskan, mimpi besar Gubernur NTT ini harus mendapat dukungan dari semua pihak. “Ini ide yang luar biasa dari bapak gubernur dan harus kita dukung. Caranya adalah kita terus mendorong keterlibatan semua pihak baik dari ilmuwan, praktisi, dunia usaha dan pihak lainnya untuk sama-sama berkolaborasi menyukseskan visi besar ini,” jelas pakar collaborasi ini.
“Kita perlu kerja ekstra untuk menghimpun semua potensi tanaman herbal yang ada di semua daerah di NTT, menjadikannya produk yang bermutu dan bernilai bagi kesehatan. Sebenarnya kita telah memiliki banyak penelitian yang bagus, namun selama ini hanya berakhir di perpustakaan. Inilah saatnya form Riset to Action. Hasil riset ini harus dijadikan acuan untuk pengembangan obat herbal kita. Semua ini akan bermuara pada pencapaian masyarakat yang sehat dan sejahtera tentunya,” kata Jeffrey.
Ini adalah visi besar yang membutuhkan kerja sama banyak pihak. Oleh sebab itu, kata Jeffrey, saat hal ini terwujud diharapkan semua pihak dapat memberikan dukungan sepenuhnya.
Hadir dalam rapat ini beberapa pihak dari perguruan tinggi dan praktisi farmasi antara lain; Dr. Jeffrey Jap drg. M.Kes, apt Dr. Muhajirin Denn, M.Sc, apt Tadeus Andreas L.R. apt Maria Philomena Erika Rengga, M.Farm-Klin, apt Maria Ekarista Klau, M.Farm, apt Yulius Baki Korassa, M.Si.
(vm)
Comment