# Mantan Rektor Undana Yang Tegas dan Disiplin
TEROPONGNTT, KUPANG — Dunia pendidikan di NTT dan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berduka. Mantan Rektor Undana, Prof Dr Agust S Benu, MS meninggal dunia di Rumah Sakit Premier Internasional Surabaya, Sabtu (20/8/2016). Rektor yang terkenal tegas dan disiplin ini mengehembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 02.00 wita dini hari.
Prof Agus Benu meninggal dunia karena menderita penyakit gagal ginjal. Nyawanya sulit diselamatkan setelah penyakit yang dideritanya merambat ke jantung dan menjadi komplikasi. Setelah dibawa ke Kupang dan disemayamkan di rumah duka selama dua hari, jenasah almarhum Prof Dr Agust S Benu, MS akhirnya dimakamkan di TPU Liliba, Senin (22/8/2016). Acara pemakaman diawali dengan Kebaktian Pemakaman di rumah duka, dipimpin Majelis Jemaat Talitakumi Pasir Panjang.
Ratusan krans bunga ucapan turut berduka cita dari berbagai kalangan dipajang berjejer di rumah duka hingga ke jalan utama. Parkir kendaraan pun memanjang hingga ke kantor Kelurahan Nefonaek dan Novanto Center.
Sesaat sebelum kebaktian pemakaman dimulai, kepada wartawan, Ny Yohana Benu-Fanda bercerita tentang suaminya, Prof Dr Agust S Benu, MS. Karena, selama sakit hingga akhirnya meninggal dunia, ia selalu berada di sisi suami tercinta.
Yohana mengatakan, setiap waktu ia selalu berkomunikasi, menghibur Prof Dr Agust S Benu, MS yang sedang sakit. Ia dan putra-putrinya berusaha sekuat tenaga agar suaminya itu bisa sembuh, namun Tuhan berkehendak lain. Sebanyak sepuluh dokter menangani penyakit yang diderita almarhum Prof Dr Agust S Benu, MS, namun nyawanya tak tertolong. Almarhum akhirnya pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
“Sedih memang jika mengingatnya. Sedih mengingat semua kebersamaan yang dilalui selama 38 tahun hidup berumah tangga. Segala suka dan duka dilalui bersama, mendidik putra-putri tercinta. Dan kini, semua itu tinggal kenangan.” Kata Yohana.
Semua kebersamaan, bagi Yohana merupakan kenangan terindah. Prof Agus Benu adalah sosok yang disiplin dalam mendidik anak-anak. Mengutamakan kasih dan sangat menjaga etika. Prinsipnya sangat kuat. Dia ayah yang sangat mengasihi anak-anaknya.
“Dia tidak pernah berkata I love You. Tapi kecintaannya ditunjukan melalui perilaku dan bahasa tubuh. Kalau kita ada masalah, tidak akan lewat satu hari. Tidak pernah dibiarkan berlalu sampai hari berikutnya. Ia akan berusaha menyelesaikan dalam hari yang sama sebelum hari esok tiba,” kata Yohana.
Kenangan-kenangan seperti ini membuat Yohana dan anak-anak sedih ketika ditinggal pergi oleh Prof Dr Agust S Benu, MS. Apalagi, sebelum meninggal dunia, Yohana dan Prof Dr Agust S Benu, MS saling memaafkan, meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah dibuat diantara mereka.
“Sehari sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, beliau sempat membaya tiga ayat kitab suci yakni kitab Masmur ayat 7, Masmur ayat 9 dan Masmur ayat 91. Besoknya, berliau meninggal dunia. Dia tidak punya pesan khusus sebelum meninggal. Karena semua pesan-pesannya sudah ia sampaikan kepada kami selama ia sakit,” kata Yohana.
Prof Fred Benu selaku Rektor Undana sekaligus adik almarhum, mengatakan, Prof Dr Agust S Benu, MS merupakan salah satu pakar Undana yang terkenal luas. Karena itu, kepergian Prof Dr Agust S Benu, MS untuk selama-samanya merupakan duka mendalam bagi Undana dan juga keluarga.
“Yang paling terkesan dari beliau adalah, oral speak-nya atau kemampuan verbalnya berbicara sangat bagus. Tulisannya bagus, tapi saya lebih terkesan dengan kemampuan verbalnya. Kalau berbicara atau menyampaikan sambutan, kalimatnya sangat bagus. Dari sisi bahasa Indonesia sangat bagus. Ia menempatkan subyek, predikat dan obyek dalam kalimat dengan baik,” kata Prof Fred Benu.
Bagi Prof Fred Benu, almarhum Prof Dr Agust S Benu, MS adalah kakak sekaligus mentor dan peneliti bagi dirinya. Almarhum sangat komunikatif dan sedikit temperamen. “Kalau bicara konsep dan komunikasi, beliau sangat bagus. Banyak pimpinan di Undana berusaha meniru kemampuannya tapi ksulit juga,” kata Prof Fred Benu.
Almarhum Prof Dr Agust S Benu, MS pernah aktif membantu di Bappenas RI dan banyak rektor dari sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia yang masih kenal dan sering bertanya tentang kabarnya. Almarhum juga masih menjadi anggota senat universitas Undana dan masih aktif sebagai dosen di FISIP Undana hingga meninggal dunia.
Almarhum Prof Dr Agust S Benu, MS lahir di Kupang, 5 Agustus 1951. Saat meninggal dunia, almarhum berusia 65 tahun 15 hari. Istrinya bernama, Yohana Benu-Fanda asal Lasiana, sempat kuliah di Fapet Undana tapi kemudian berhenti karena menikah dengan Prof Dr Agust S Benu, MS.
Meski lahir di Kupang, Prof Dr Agust S Benu, MS menjalani masa kecil di Atambua-Belu hingga tamat pendidikan SMP. Sedangka pendidikan SMA-nya di SMAK Geovani Kupang. Almarhum kuliah di Fakultas Ketatanegaraan, Ketataniagaan dan Hukum (FKKH) dan lulus dengan ijasah sarjana muda. Namun setelah FKKH berubah menjadi FKK karena Fakultas Hukum telah terbentuk, Prof Dr Agust S Benu, MS kemudian kuliah lagi untuk mengambil gelar sarjana.
“Kalau pendidikan S2 dan S3-nya diambil di IPB. Tamat S2 tahun 1985 dan tamat S3 tahun 1989. Beliau kemudian meraih gelar professor dalam bidang komunikasi pembangunan. Prof Dr Agust S Benu, MS adalah Rektor Undana pertama yang merupakan alumni Undana sendiri. Sebelum beliau, rektornya merupakan tamatan dari luar Undana,” kata Prof Fred Benu.
Sebelum menjadi rektor Undana, almarhum terlebih dahulu menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian Undana. Prof Dr Agust S Benu, MS menjabat sebagai rektor Undana selama dua periode hingga tahun 2005 menggantikan pejabat sebelumnya, Prof Moses Toelihere.
“Kalau di rumah atau di keluarga, beliau adalah pemegang hak kesulungan. Karena kakak pertama, Pace Benu meninggal dunia terlebih dahulu. Jadi, kalau di kampus saya rektor tapi samapi di rumah saya harus dengar beliau sebagai adik,” kata Prof Fred Benu.(*)
Comment