Nasional

Kepala BI NTT Agus Sistyo Widjajati : Mari Terus Kuatkan Upaya Bersama Menjaga Inflasi

35
×

Kepala BI NTT Agus Sistyo Widjajati : Mari Terus Kuatkan Upaya Bersama Menjaga Inflasi

Sebarkan artikel ini
FOTO : Infografis Inflasi NTT 2024

TEROPONGNTT, KUPANG — Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memainkan peranan penting dalam menentukan tingkat inflasi Provinsi NIT sepanjang tahun 2024.

Tingkat inflasi Provinsi NTT bulan Desember dan keseluruhan tahun 2024 sebesar 0,82% (mtm) atau 1,19% (yoy) masih di bawah target inflasi nasional, yaitu 2,5 ± 1 % (yoy).

Demikian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kepala BI NTT), Agus Sistyo Widjajati dalam siaran pers yang diterima wartawan, Jumat 10 januari 2024.

Menurut Agus Sistyo Widjajati, inflasi utamanya dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memiliki andil terbesar yaitu sebesar 0,87% (mtm) dalam pembentukan tingkat inflasi di Provinsi NTT.

Pada kelompok ini terdapat komoditas strategis seperti beras, bawang merah, cabai rawit, cabai merah dan Iain-lain.

Faktor yang mempengaruhi harga kelompok ini antara lain, belum optimalnya produktivitas, ketersediaan yang kurang/tidak mencukupi di sepanjang tahun 2024 serta tingginya ketergantungan pemenuhan dari luar Provinsi NTT.

Peningkatan produksi pertanian menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga inflasi di Provinsi NIT dan sebagai upaya menuju swasembada pangam.

Faktor utama untuk peningkatan produksi antara lain peningkatan kapasitas petani dalam pengolahan pertanian, kecukupan dan ketepatan ketersediaan sarana dan prasarana produksi (benih dan pupuk) serta pemanfaatan teknologi.

Selain itu, berdasarkan data BPS, 77,41 % petani masih belum menggunakan teknologi pertanian dalam pengolahan lahan.

Lebih lanjut, 44,77% lahan sawah pertanian di Provinsi NTT belum menggunakan irigasi sehingga produksi petanian masih merupakan Iahan tadah hujan.

Dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi NTT, Bank Indonesia turut serta dengan pemberian sarana prasarana produksi pertanian kepada kelompok tani, seperti traktor roda 4, hand tractor, sumur bor, transplanter, combine harvester, pupuk, benih dan lainnya.

Selain peningkatan produktivitas, diversifikasi pangan dengan memanfaatkan komoditas lokal juga dapat menjadi salah satu upaya dalam pengendalian inflasi di Provinsi NTT. Diharapkan dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan dapat membantu dalam meningkatkan produksi komoditas strategis serta mencapai swasembada pangan untuk provinsi NTT.

Sinergi dan Kolaborasi dalam menjaga inflasi dalam rentang target semakin diperkuat pada tahun 2025 dalam mencapai target inflasi tahun 2025 2,5 ± 1% (yoy).

Target tersebut dapat dicapai dengan penguatan sinergi dan kolaborasi lintas sektoral dalam mengendalikan inflasi sepanjang tahun.

Pelaksanaan upaya-upaya pengendaliaan inflasi seperti gerakan pasar murah, sidak pasar, peningkatan produksi pertanian, penerapan GAP, kerja sama antar daerah (KAD) terus diintensifkan dalam rangka pengendalian inflasi.

Selain itu, turut serta peran masyarakat dalam program pengendalian inflasi seperti diversifikasi pangan dapat turut membantu dalam tingkat inflasi tetap terjaga.

Karena itu, Bank Indonesia mengajak, mari terus kuatkan upaya bersama dalam menjaga inflasi di Provinsi NTT agar tingkat inflasi berada dalam sasaran, serta stabil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

(*)

Comment