TEROPONGNTT, KUPANG — Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar Pelatihan Menulis Kreatif bagi Siswa Paket B dan C yang menjadi warga binaan di Lembaga Pembina Khusus Anak Kupang. Pelatihan bertujuan menambah pengetahuan dan ketrampilan menulis bagi warga binaan sebagai generasi muda bangsa.
Kegiatan pelatihan berlangsung di aula Lembaga Pembina Khusus Anak Kupang (Lapas Anak Penfui Kupang), Sabtu (24/8/2019), dan diikuti 31 warga binaan. Sementara materi pelatihan dibawakan oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) WEEKLYLINE.NET, Sandro Balawangak, yang didampingi Pemred TeropongNTT.com, Maksi Marho.
Pada pelatihan ini, juga dihasilkan 31 judul tulisan kreatif yang dibuat para siswa paket C dan Paket B sebagai warga binaan Lembaga Pembina Khusus Anak Kupang. Beberapa judul tulisan diantaranya, Memungut Sampah Dalam Penjara, Berdoa dalam Penjara, Memasak dalam Penjara, Berkarya dalam Penjara, Futsal dari dalam Penjara, Berdoa dari dalam Penjara dan lainnya.
Dalam pemaparannya, Sandro Balawangak menjelaskan, Sastra Penjara adalah istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan keberadaan karya tulis fiksi atau nonfiksi, yang memakai lokasi penjara sebagai latar belakang lokasi kejadian dalam penulisannya, baik berupa cerita pendek, novel, monolog, naskah sandiwara, puisi atau gabungan dari bentuk-bentuk yang ada. Sastra Penjara juga kadang dituangkan melalui ekspresi musik, lukisan, seri rupa, atau ekspresi gerak dan pencahayaan lainnya.
Menurut Sandro Balawangak, hal pertama yang penting dalam menulis adalah menemukan gagasan atau ide. Dari sinilah “maha karya” menulis tercipta dan dimulai. Selanjutnya adalah kemauan yang kuat untuk terus-menerus berlatih, hingga menghasilkan sebuah tulisan yang menarik dan memberi arti.
Sementara Pemred TeropongNTT.com, Maksi Marho menambahkan, untuk menjadi penulis yang baik, harus diawali pula dengan rajin membaca. Dengan membaca, seorang penulis bisa belajar untuk menjadi lebih teratur dalam menuangkan ide dan gagasan ketika menulis.
Kegiatan pelatihan juga diwarnai dengan permainan atau games yang pandu oleh Tim LP3M Undana serta dibantu petugas Lapas Anak. Games membuat kegiatan pelatihan berlangsung lebih rileks, akrab dan ceria, sehingga anak-anak warga binaan merasa bahagia dan melupakan sejenak kalau mereka sedang menjalani masa hukuman atas perbuatan pidana yang telah dilakukan.
(*)
Comment