TEROPONGNTT, KUPANG — Lurah Bello, Robinson Lona di ruang kerjanya, Rabu (2/12/2020) mengatakan, akan membatalkan semua RT/RW yang telah pilihan warga pada tanggal 28 November 2020 lalu. Karena para pengurus RT RW tersebut tidak memiliki ijasah sebagaimana amanat Perda Kota Kupang Nomor 9/2016. Lalu bagaimana komentara tokoh masyarakat Bello..?.
Ketua RW 03 Kelurahan Belo, Goris Talene mengatakan, Kelurahan Bello merupakan salah satu wilayah di Kota Kupang yang juga merupakan pusat Propinsi NTT. Bello hampir tidak diketahui banyak kalangan bahkan oleh sebagian warga Kota Kupang sendiri.
Hal ini, menurut Goris Takene, disebkan bukan saja letaknya yang jauh di pinggiran Kota Kupang dengan jumlah penduduk hanya sekitar tiga (3) ribu jiwa, tetapi juga disebabkan karena sebagian besar kehidupan bermasyarakatnya masih kental dengan budaya atau adat Timor. Salah satu contohnya, masyarakat khususnya yang bermukim di wilayah RW 01, 02, 03 dan RW 04, masih menjunjung tinggi dan menghormati ketokohan seseorang dibandingkan dengan tingkat pendidikan.
Karena itu, kata Goris Takene, sejak jaman dahulu sampai sekarang ini, ketika ada ada pemilihan pengurus kampung ataupun pengurus lingkungan seperti RT dan RW, warga lebih menghargai ketokohan seseorang untuk memipin. Hal ini sangat beralasan karena, meskipun Ketua RT atau RW sampai pengurus-pengurusnya berpendidikan memadai, namun ketika terdapat kegiatan baik pernikahan maupun acara kedukaan, maka yang berhak berbicara untuk mengatur seluruh rangkaian acara dimaksud adalah para tokoh atau pemuka adat.
Hal ini terbukti pada saat pemilihan pengurus RT dan RW di Bello belum lama ini, bahkan sejak jaman dahulu, justru yang keluar sebagai peraih suara terbanyak adalah para tokoh dalam lingkungan, yang nota bene tingkat pendidikan kurang memadai.
Persoalan ini tentu bertentangan dengan apa yang diatur dalam Perda Kota Kupang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Kepengurusan RT dan RW.
“Lalu, apabila terjadi demikian, menurut hemat kami, mesti dihargai sebagai bagian dari warisan bangsa yang tidak menghambat setiap program pembangunan di tingkat lingkungan masyarakat,” kata Goris Takene.
(goe)
Comment