TEROPONGNTT, ENDE – Sebanyak 20 wartawan dari berbagai media cetak, radio, televisi dan media online, berkumpul di Hotel Grand Wisata Ende, Kamis (12/10/2017). Para wartawan mengikuti kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT.
Sesuai agenda kegiatan yang disiapkan panitia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT, kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK berlangsung selama tiga hari, 12-14 Oktober 2017. Kegiatan hari pertama dipusatkan di Hotel Grand Wisata Ende, sementara kegiatan hari kedua dan ketiga diisi dengan kunjungan ke sejumlah lokasi wisata dan berbelanja oleh-oleh.
Kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK dibuka Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT, Winter Marbun dan dilanjutkan dengan Sosialisasikan Peran OJK dalam Penanganan Tindakan Melawan Hukum di Sektor Jasa Keuangan dan Kondisi Terkini Industri Jasa Keuangan serta Pelaksanaan Stress Test Industri Perbankan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT, Winter Marbun mengatakan, Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK kali ini merupakan kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK keempat, yang digelar OJK Perwakilan NTT. Kegiatan pertama digelar di Labuan Bajo-Manggarai Barat, kegiatan kedua di Kabupaten Rote Ndao, kegiatan ketiga di Hotel Sotis Kupang dan kegiatan keempat di Kabupaten Ende.
Kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK merupakan kegiatan rutin yang digelar OJK Perwakilan NTT setiap tahunnya. Tujuannya, kata Winter Marbun, untuk memperkenalkan peran OJK dan kondisi terkini industri jasa keuangan kepada wartawan, agar wartawan memiliki pemahaman yang lebih baik dan benar tentang peran OJK dan perkembangan industry jasa keuangan.
Selain itu, agar pemberitaan yang disampaikan wartawan melalui media kepada masyarakat, bisa memudahkan masyarakat dalam memahami informasi terkait peran OJK dan perkembangan industri jasa keuangan. Apalagi, menyangkut berbagai istilah jasa keuangan yang terkadang sulit dipahami masyarakat luas.
Sosialisasi peran OJK ini disampaikan oleh tiga pemateri. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT, Winter Marbun menjelaskan tentang Kondisi Terkini Industri Jasa Keuangan di NTT, sementara Deputi Direktur Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Aslan Lubis, membawaan materi tentang Kondisi Terkini Industri Jasa Keuangan di Indonesia.
Sedangkan, Wahyu, salah satu pejabat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT, membawakan materi tentang Peran OJK dalam Penanganan Tindakan Melawan Hukum di Sektor Jasa Keuangan. Sebuah informasi yang tak kalah pentingnya, karena kebanyakan masyarakat NTT termasuk para wartawan selama ini masih belum terlalu paham tentang peran OJK dalam penanganan tindakan melawan hokum di sector jasa keuangan.
Dari sekian banyak data yang disajikan terkait kondisi terkini industri jasa keuangan serta pelaksanaan stress test industri perbankan di Indonesia dan NTT pada khususnya, menunjukan bahwa indicator kinerja sector rill perekonomian domestic masih belum cukup menjanjikan. Pasar keuangan domestic menguat tipis, dimana nilai tukar rupiah sampai dengan 6 Oktober 2017 melemah 1,25 persen (mtm) dan ditutup pada level Rp 13.503/USD.
IHSG pada posisi yang sama menguat tipis 1,39 persen (mtm) dan ditutup pada 5.905,0. Ditengah pelemahan rupiah, pasar SBN menguat dengan yield SBN menurun di semua tenor. Yield jangka pendek, menengah dan panjang, turun masing-masing sebesar 3 bps, 2 bps dan jangka panjang 2 bps.
Pertumbuhan kredit mulai menunjukan perbaikan disbanding tahun sebelumnya. Kredit diperkirakan tumbuh 9-12 persen tahun 2017 (berdasarkan OJK outlook) lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya yakni 7,87 persen.
Untuk pertumbuhan kredit sektoral, secara umum perlambatan kredit sejalan dengan melambatnya aktivitas perekonomian. Dua sector dengan pangsa pasar terbesar dalam PDB yaitu industry pengolahan (21,25 persen) serta perdagangan besar dan eceran (13,22 persen), tumbuh melambat pada triwulan kedua 2017 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, resiko kredit perbankan masih relative terjaga, dengan resiko kredit tertinggi ada di sector pertambangan. Dimana, meskipun resiko kredit sector pertambangan relative tinggi, namun demikian, harga minyak dan komoditas mulai menunjukan perbaikan.
Kedepan, harga minyak dan komoditas diproyeksikan akan meningkat meskipun masih terbatas, dan hal ini berpengaruh terhadap perbaikan kinerja korporasi di sector pertambangan.
Sementara itu, pertumbuhan perusahaan pembiayaan masih terus menunjukan trend kenaikan. Per-Agustus 2017, piutang pembiayaan tercatat sebesar 9,13 persen y o y (Juli 2017, 9,57 persen) meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 0,87 persen y o y.
Pendanaan dalam negeri masih mendominasi sumber dana perusahaan pembiayaan, dengan perbandingan antara sumber dalam negeri dan luar negeri adalah 66,06 persen dan 33,94 persen.
Permodalan perbankan dan perusahaan pembiayaan masih sangat baik untuk menyerap tingginya resiko kredit. Oleh karenanya, penyelesaian masalah kredit didoorong untuk dilakukan secara lebih aktif sehingga kesehatan lembaga jasa keuangan lebih baik dan fungsi intermediasi berjalan lebih optimal.
Dalam dua tahun terakhir, menurut Kepala OJK Perwakilan NTT, Winter Marbun, pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional, namun demikian kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional masih terbatas (porsi PDRB: 0,62 persen).
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan kredit NTT lebih tinggi dibandingkan nasional dengan LDR yang relative tinggi. Dimana relatif tingginya pertumbuhan kredit disertai dengan NPL yang rendah.
Tingginya pertumbuhan kredit di NTT ini, masih terkonsentrasi pada sector non-produktif. Sedangkan, penyaluran kredit produktif masih belum optimal dengan resiko yang relative tinggi dibanding kredit non-produkktif.
Karena itu, kata Winter Marbun, agenda kedepan OJK adalah, asesmen perekonomian domestic dan kinerja lembaga jasa keuangan, asesmen perkembangan kredit dan pembiayaan serta perkembangan ekonomi dan perbankan NTT. Selain itu, pelaksanaan stress test perbankan, framework pencegahan dan penanganan krisis berdasarkan UU PPKSK dan lainnya.
Para wartawan peserta kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK mendengar serius pemaparan materi dari Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan NTT, Winter Marbun dan Deputi Direktur Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Aslan Lubis serta pemateri lainnya.
Dalam sesi dialog, para wartawan kemudian menyoroti berbagai hal yang perlu diperjelas terkait kondisi lapangan yang ditemui. Baik itu menyangkut pelayanan perbankan, ataupun lembaga jasa keuangan lainnya seperti asusransi, perusahaan pembiayaan maupun koperasi yang memiliki layanan lembaga keuangan mikro (LKM).
Kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK ini membuat wartawan menjadi lebih paham tentang peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta kondisi terkini pertumbuhan industry jasa keuangan di Indonesia dan NTT pada khususnya.
Winter Marbun mengucapkan terima kasih kepada para wartawan yang telah bersedia mengikuti kegiatan Media Gathering dan Sosialisasi Peran OJK, yang digelar OJK Perwakilan NTT di Kabupaten Ende. Dengan harapan, kegiatan yang digelar membawa manfaat bagi para wartawan. (max/bersambung…)
Comment