TEROPONGNTT, SEMARANG – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo menilai, mahasiswa adalah agen perubahan. Hal ini diungkapkan Tjahjo Kumolo, saat melepas 6.500 mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk mengikuti program pendidikan bela negara di Rindam IV Diponegoro Magelang.
Tjahjo mengatakan, dalam era globalisasi sekarang ini, perlu penguatan nilai kebangsaan bagi mahasiswa. Karena, perkembangan zaman membawa pengaruh tata nilai bangsa. Makanya, dengan program bela negara, generasi muda mendapatkan bekal soal wawasan kebangsaan.
“Konstelasi geopolitik global telah mengalami perubahan dan apabila tidak disikapi dengan tepat hal ini berpotensi menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia,” kata Tjahjo di Semarang, Jumat (8/9/2017).
Bela negara di sini, kata Tjahjo Kumolo, adalah pembangunan potensi pertahanan non militer, bukan berarti angkat senjata. Namun dengan melalui pemberdayaan ideologi, sosial budaya dan teknologi, serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.
“Pelaksanaan bela negara diprioritaskan kepada generasi muda. Ini dilakukan untuk memberikan imunitas ke mereka, khususnya mahasiswa agar tak terkena dampak negatif globalisasi,” ujar Tjahjo Kumolo.
Dalam proses pembangunan bangsa, kata Tjahjo Kumolo, sebagai kekuatan moral, mahasiswa wajib menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas, meningkatkan kesadaran hukum, dan memperkuat iman, takwa serta ketahanan mental-spiritual.
Sebagai kontrol social, tambah Tjahjo Kumolo, mahasiswa berperan untuk memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara serta meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik.
“Sebagai agen perubahan dengan mengembangkan pendidikan politik, demokratisasi hingga kepemimpinan dan kepeloporan,” ujar Tjahjo Kumolo.
Dengan peran yang begitu besar dan penting, tanggung jawab dan peran strategis, kata Tjahjo Kumolo, mahasiswa di segala dimensi pembangunan perlu terus ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan UUD 1945.
“Mahasiswa Indonesia juga harus mampu mengoptimalkan potensinya serta menggunakan akal dan nurani dalam setiap langkahnya untuk mengatasi masalah dalam pembangunan,” tutup Tjahjo. (Puspen Kemendagri)
Comment