TEROPONGNTT, KUPANG – Pada Minggu , 25 Maret 2018, umat Katolik seluruh dunia termasuk di Kota Kupang merayakan Minggu Palma, sebagai peringatan masuknya Yesus ke Kota Yerusalem. Perayaan Minggu Palma juga disebut dengan pembuka pekan suci.
Untuk merayakan misa minggu palma dengan meriah, umat Katolik di Kota Kupang melakukan berbagai persiapan di gereja masing-masing. Termasuk diantaranya, mempersiapkan daun palm yang akan digunakan dalam misa Minggu Palma. Hal itu seperti terlihat pula di Gereja Paroki St. Yosep Pekerja Penfui dan di Gereja Stasi St. Fransiskus Naimata.
Lalu mengapa perayaan masuknya Yesus ke Yerusalem disebut Minggu Palem? Di mana dasarnya? Apakah artinya seruan “Putra Daud”? Pintu gerbang mana dari kota Yerusalem yang dimasuki Yesus?.
Sebuah artikel yang dimuat di website HIDUPKATOLIK.com menulis penjelasan sebagai berikut :
Pertama, peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem terjadi beberapa hari sebelum hari Raya Paskah Yahudi. Karena itu, Gereja mengenangkan peristiwa itu pada hari Minggu sebelum perayaan Paskah Tuhan. Sedangkan nama Minggu Palem diambil dari Yoh 12:13, “mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia …”. Penyebutan kata “palem” memang hanya di temukan dalam Injil Yohanes. Injil-injil lainnya hanya mengatakan “ranting-ranting dari pohon-pohon” (Mat 21:8), “ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang” (Mrk 11:8). Injil Lukas bahkan tidak menyebutkan ranting sama sekali. Ketiga Injil Sinoptik mengatakan tentang pakaian-pakaian yang dihamparkan dijalan untuk dilewati oleh Yesus yang datang dengan keledai (Mat 21:7-8; Mrk 11:7-8; Luk 19:35-36).
Kedua, dalam tradisi Yahudi, daun palem merupakan simbol kemenangan (Why 7:9; bdk. Im 23:40). Menyambut Yesus dengan daun palem (dan ranting serta menghamparkan pakaian) adalah ungkapan harapan masyarakat Yerusalem bahwa Yesus akan menjadi Musa baru. Sang Mesias yang membawa kemenangan dan pembebasan. Dinubuatkan bahwa Mesias akan datang sebagai Raja menunggang keledai dan membawa damai dan kemenangan (Za 9:9). Harapan masyarakat itu bersifat politis dan militer. Jadi, dielu-elukannya Yesus ketika masuk Yerusalem adalah cermin dari harapan akan kebangkitan bangsa Israel dari penindasan saat itu. Ini menunjukkan bahwa masyarakat pada waktu itu gagal paham akan pengajaran Yesus akan misi-Nya.
Ketiga, gelar “Putra Daud” adalah gelar mesianis yang digunakan Injil Matius. Matius yang menulis Injilnya untuk orang-orang Yahudi, sering menggunakan gelar itu untuk menunjukkan Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah (Mat 9:27; 15:22; 20:30.31; bdk. Mrk 10:47-48). Yesus sudah membuat banyak mukjizat di Yerusalem dan khususnya mukjizat pengandaan roti. Dengan melihat ini, maka masyarakat mengharapkan Yesus menjadi Musa baru yang memimpin Israel menuju ke kebebasan.
Yohanes menggunakan seruan “raja Israel” (Yoh 12:13), sedangkan Lukas mengeksplisitkan kata “raja” serta menambahkan dengan “damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang tinggi” (Luk 19:38). Pengeksplisitan dan tambahan Lukas ini mengingatkan kita kepada Luk 1:32 dan 2:14. Senada dengan Yohanes dan Matius, Markus merujuk kepada Mzm 118:26 dan mengeksplisitkannya dengan ungkapan “Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi” (Mrk 11:10). Kesamaan nada dari keempat Injil menunjukkan kesatuan pengertian tentang jati diri Yesus, yaitu bahwa Yesus adalah Mesias Raja dari keturunan Daud, yang datang atas nama Tuhan. Dari sinilah kemudian digunakan seruan “Hosana Putra Daud” pada Minggu Palem.
Keempat, menurut tradisi Yesus masuk ke Yerusalem melalui Pintu Gerbang Emas (Golden Gate) yang dalam bahasa Ibrani disebut Pintu Kerahiman (Gate of Mercy). Gerbang Emas ini terletak di sebelah timur kota Yerusalem. Menurut tradisi Yahudi, Yang Ilahi seringkali muncul di gerbang timur ini dan akan muncul sekali lagi pada saat Yang Diurapi (Mesias) datang (Yeh 44:1-3). Sang Mesias akan datang memasuki ke kota Yerusalem melalui Gerbang Emas ini dan kemudian menyatakan kemenangan di Yerusalem. Karena itu Gerbang Emas ini menjadi sangat bermakna bagi orang Israel.
Gerbang Emas ini ditutup pada 810, dan dibuka kembali pada Perang Salib tahun 1102, tetapi kemudian ditutup kembali dengan tembok pada 1187. Gerbang Emas itu pernah kemudian dibangun kembali tetapi kemudian ditembok kembali pada 1541 sampai sekarang. (*)
Comment