TEROPONGNTT, KUPANG — Luas panen padi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2020 sebesar 181,69 ribu hektar, mengalami penurunan sebanyak 17,18 ribu hektar atau 8,64 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 198,87 ribu hektar. Sementara produksi padi pada tahun 2020 sebesar 725,02 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 86,7 ribu ton atau 10,68 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 811,72 ribu ton GKG.
Demikian dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTT, Darwis Sitorus saat menggelar konferensi pers secara virtual, Senin (1/3/2021).
Jika dilihat menurut subround, kata Darwis Sitorus, terjadi penurunan produksi padi pada semua subround Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember tahun 2020, yaitu masing-masing sebesar 43,82 ribu ton GKG (17,98 persen), 40,37 ribu ton GKG (10,25 persen), dan 2,51 ribu ton GKG (1,44 persen) dibandingkan tahun 2019.
“Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 422,48 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 50,52 ribu ton atau 10,68 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 473 ribu ton,” kata Darwis Sitorus.
Darwis Sitorus menambahkan, potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan sebesar 321,70 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 121,8 ribu ton atau 60,93 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 199,9 ton GKG.
(*)
Comment