TEROPONGNTT, KEFAMENANU — “Kita memikirkan tentang kondisi saat ini yakni krisis air bersih yang mana sumber-sumber air kita mulai mengering sehingga gereja musti menjadi bagian antisipasi dan juga mempunyai tanggungjawab merawat seluruh ciptaan. Gereja juga tidak hanya berorientasi pada pelaksanaan program-program pelayanan mengurus jemaat tetapi Gereja mesti juga harus bisa mengatur dan peka terhadap kondisi-kondisi di luar gereja termaksud terkait krisis air bersih dan juga Lanina.”
Demikian disampaikan Ketua Majelis Klasis Timor Tengah Utara (TTU), Pdt. Lay Abdi Karya Wennyi, M.Si kepada media ini saat rehat sejenak Sidang Majelis Klasis TTU Tahun Pelayanan 2021 di Jemaat Ebenhaezer Oenak, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, Senin (7/12/2020).
Persidangan tersebut melibatkan 15 mata jemaat dan jemaat bermata jemaat seperti Jemaat Insana, Jemaat Bikomi, Jemaat Biboki Anleu, Jemaat Fatunisuan, Jemaat Imanuel, Jemaat Inggureo, Jemaat Pantura, Jemaat Miomaffo Barat, Jemaat Dalehi, Jemaat Tuamese, Jemaat Noemuti, Jemaat Oepope, Jemaat Sion Sasi, dan Jemaat Petra Kefamenanu. Dihadiri para UPP dan BPP.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari hingga, Selasa (8/12/2020) itu, diawali dengan penanaman masal anakan pohon mangga dan pepaya di halaman Gereja Ebenhaezer Oenak,
“Tuhan kasi kita (tanggunghawab) untuk menatalayani dunia, manusia dan juga alam ciptaan. Ini (Penanaman pohon) mesti dilakukan di tingkat jemaat. Satu jemaat satu pohon. Itu program kita supaya kita betul-betul memanfaatkan curah hujan yang ada tapi kita juga mengingatkan jemaat kita untuk setiap rumah tangga perlu membuat biopori atau lubang penyerapan air terutama diarahkan ke tempat-tempat penampungan air yang menjadi sumber-sumber air bersih kita. Kami berharap ini bisa dilakukan di gereja-gereja dan juga di rayon-rayon,” tegasnya.
Pdt Abdy menjelaskan, tahun 2020 ada banyak program yang tidak terlaksana dan dievaluasi pasalnya mengalami kesulitan di tengah wabah Pandemi Covid-19, “Kesulitan untuk melakukan berbagai program karena program gereja selama ini pasti melibatkan banyak orang dan karena itu Covid-19 membuat tidak bisa membuat banyak program sehingga di tahun 2021 program-program yang ada akan bermuara pada beberapa hal seperti pengembangan, pemberdayaan dan kegiatan-kegiatan tanggap Covid-19,”jelas Pdt. Abdi.
Mantan Ketua Majelis Jemaat Petra Kefamenanu itu menjelskan, sebagai bentuk tanggungjawab gereja di tengah kondisi alam yang semakin mengancam kondisi jemaat, maka Gereja juga mempunyai peranan untuk merawat seluruh ciptaan bukan hanya manusianya tapi juga alam semesta. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tema “Roh Kudus Menjadikan dan membaharui segenap ciptaan (Mazmur 104:30) dan sub tema Roh Kudus memulihkan Relasi dan membaharui dari dampak Covid-19 (Yehezkiel 37:14).
(*)
Comment