TEROPONGNTT, KUPANG — Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Keluarga Alumni Uinversitas Gadjah Mada (Kagama) Provinsi NTT, Robert P. Fanggidae mengatakan, Pengda Kagama Provinsi NTT saat ini sedang merancang dan membangun perjanjian kerjasama (PKS) antara Universitas Gajah Mada (UGM) dengan Pemerintah Provinsi NTT.
Hal ini dikatakan Ketua Pengda Kagama Provinsi NTT, Robert P. Fanggidae dalam sambutannya saat pertemuan Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin, S.Th dengan para mahasiswa kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gajah Mada (UGM) di aula Lantai 3 Kantor Sinode GMIT, Kamis (10/2/2022). Mahasiswa KKN-PPM UGM berkesempatan bertemu Wakil Ketua Sinode GMIT setelah difasilitasi oleh Pengda Kagana Provinsi NTT.
Menurut Robert P Fanggidae, rancangan kerjasama antara UGM dan Pemerintah Provinsi NTT sudah ditandatangani pada tanggal 10 Januari 2022 dan berharap perjanjian kerjasamanya (PKS) antara Rektor UGM dan Gubernur NTT bisa berlangsung pada bulan Februari 2022 ini. Jika PKS ini ditandatangani, maka ada tiga poin yang akan dilaksanakan yakni bidang pengabdiam masyarakat, bidang penelitian dan bidang pendidikan.
Di bidang pengabdian masyarakat, kata Robert P Fanggidae, pemerintah daerah akan membantu membiayai kegiatan KKN-PPM mahasiswa UGM, sementara di bidang pemelitian pihak UGM akan membantu meneliti terkait potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk menunjang pembangunan ekonomi.
“Kalau di bidang pendidikan, UGM menyediakan jalur khusus Penerimaan Bibit Unggul Kemitraan (PBUK) sehingga anak-anak dari daerah NTT bisa belajar di Universitas Gajah Mada (UGM) melalui jalur khusus,” kata Robert P Fanggidae.
Menurut Robert P Fanggidae, PBUK UGM yang disiapkan nanti terutama untuk sekolah vokasi sehingga pembangunan SDM generasi muda di daerah menjadi lebih baik. Karena pembangunan SDM dan pemberdayaan menjadi salah satu perhatian penting dari pemerintah Provinsi NTT sehingga Pengda Kagana Provinsi NTT harus mendukungnya.
Pada kesempatan ini, Robert P Fanggidae mengatakan, kehadiran Kagama untuk memberi kontribusi bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM), sebagai upaya mengumpulkan bakat dan talenta untuk peningkatan karier alumni, serta berfungsi membangun jaringan dengan UGM dan alumni lainnya dalam mendukung pembangunan di daerah.
Selama satu tahun terakhir dan selama masa pandemic covid-19, kata Robert P Fanggidae Pengda Kagama Provinsi NTT telah melakukan sejumlah kegiatan yakni telah membagikan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan di tujuh (7) rumah sakit, melakukan pemberdayaan ekonomi bagi anak-anak dip anti asuhan berupa usaha beternak ikan lele, dan menanam kangkung dalam satu wadah yang sama.
Selain itu, kata Robert P Fanggidae, Pengda Kagama Provinsi NTT juga membantu 2.500 lembar seng bagi warga Korban Badai Seroja, dan terakhir telah membuat bangunan rumah tahan gempa. Sebagai upaya mitigasi guna mengurangi dampak kerusakan akibat gemba atau bencana lainnya.
“Kami telah membangun RISBA yakitu Rumah Mini Tahan Gempa.di Desa Tunbaun, tepatnya di GMIT Betania Nepo. Seharusnya sudah penyerahan oleh Pak Ganjar sebagai Ketua Kagana, tetapi ditunda penyerahannya. Saat ini Risba itu sudah jadi rumah contoh bagi warga setempat,” kata Robert P Fanggidae.
Sementara rancangan yang sedang dilakukan Pengda Kagama Provinsi NTT saat ini, kata Robert P Fanggidae, yakni rancangan untuk perjanjian kerjasama (PKS) antara UGM dengan Pemerintah Provinsi NTT. Selain itu, yang juga ada rancangan untuk penelitian dan pembuatan pupuk dari kotoran ternak di kabupaten Sumba Barat di Kecamatan Wonokaka.
Saat ini, menurut Robert P Fanggidae, ada juga mahasiswa UGM yang sedang melakukan KKN-PPM di Kecamatan Wonokaka. Di wilayah ini, ada lahan persawahan yang belum produktif sehingga mesti dikembangkan untuk lebih produktif lagi.
“Di Kecamatan Wonokaka ini, ada lahan seluas 33 hektar. Satu hektar lahannya hanya menghasilkan 4-5 ton padi dalam setahun, padahal kalau di Jawa satu hektar sudah bisa menghasilkan sampai dengan 8 ton padi. Jadi kita rancang kerjasama UGM dengan pemerintah daerah setempat dan pemerintah desa sehingga bisa ditingkatkan produktivitasnya. Ini adalah rancangan kita di tahun 2022,” kata Robert P Fanggidae.
Koordinator Mahasiswa KKN-PPM UGM, Rizky Aurel Fernanda mengatakan, Pengda Kagama NTT telah memberi contoh yang baik bagi mereka sebagai mahasiswa UGM agar nanti setelah tamat bisa bergabung dengan Kagama di daerah masing-masing dan mampu berbuat untuk wilayahnya. Pengurus Kagama NTT juga dinilai sebagai wadah yang solid.
Rizky Aurel Fernanda mengatakan, dirinya dan rekan-rekan mahasiswa UGM merasa senang dan bahagia bisa melakukan KKN-PPM di wilayah NTT. Bagi mahasiswa UGM, Provinsi NTT memiliki banyak potensi yang bsa dikembangkan, hanya saja belum mendapat perhatian serius dari para pemangku kebijakan.
Sementara Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Gayus Polin, S.Th mengatakan, kedatangan mahasiswa UGM ke Sinode GMIT merupakan yang pertama kalinya. Ini adalah rencana Tuhan yang indah dan penuh sukacita.
Karena itu, Pdt. Gayus Polin menyampaikan terima kasih kepada para mahasiswa UGM yang telah melakukan kegiatan KKN-PPM di Kabupaten Sabu Raijua. Selain itu, terima kasih kepada Pengda Kagama NTT yang telah memfasilitasi kedatangan mahasiswa UGM ke kantor Sinode GMIT. Dengan harapan, berbagai program atau rancangan kegiatan Pengda Kagana Provinsi NTT kedepannya bisa berjalan dan mendapat berkat dari Tuhan.
“Ini suatu sukacita, dan semoga menjadi berkat bagi masyarakat Kabupaten Sabu Raijua dan berkat pula bagi adik-adik mahasiswa UGM yang telah membagikan pengetahuannya kepada warga di sana,” kata Pdt. Gayus Polin.
(max)
Comment