TEROPONGNTT, JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR RI, Usman Husin menyoroti keberadaan Embung Lekobatu di Kabupaten Rote Ndao yang tidak mampu mengairi ribuan hektar lahan sawah karena mengalami kerusakan. Bahkan sudah disurati berulang-ulang oleh Pemerintah Kabupaten Rote Ndao selama 10 tahun terakhir agar diperbaiki, namun tidak ditanggapi Kementerian PU dan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II.
Hal ini disampaikan Usman Husin, dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dan jajaran Kementerian Pertanian di Gedung Senayan Jakarta, Selasa 11 Maret 2025. Rapat kerja bersama Mentan Andi Amran Sulaiman ini dipimpin Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau yang lebih dikenal dengan sapaan Titiek Soeharto
“Tolong Pak Mentan berkoordinasi dengan Pak Menteri PU (Menteri Pekerjaan Umum), Bendungan Lekobatu di Rote Ndao, di bawanya ribu hektar sawah. Bupati Rote Ndao dan masyarakat petani pun sudah bersurat selama 10 tahun, tapi tidak dihiraukan oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, dan oleh Kementerian PU. Rote adalah bagian dari NKRI, masyarakatnya 90 persen petani pak Mentan. Tolong Bendungan Lekobatu di Rote Ndao jadi Skala Prioritas,” kata Usman Husin.
Anggota Komisi IV DPR RI, Usman Husin yang kembali dikonfirmasi pada Selasa malam (11/3/2025), terkait pernyataan tegasnya dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dan jajaran Kementerian Pertanian, membenarkan hal tersebut.
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, ketika melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao beberapa waktu lalu, ia berkesempatan meninjau langsung kondisi Bendungan Lekobatu, dan setelah kembali, dirinya langsung menemui Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II di Kupang untuk menyampaikan hasil temuannya itu.
Jika pemerintah seperti ini dalam pembangunan pertanian, menurut Usman Husin, dirinya tidak yakin program swasembada pangan bisa berjalan baik di Nusa Tenggara Timur (NTT). Apalagi NTT merupakan wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah, dan umumnya uasa pertanian di NTT adalah usaha pertanian lahan kering.
Dikatakan Usman Husin, dirinya sangat mendukung Program Kementerian Pertanian yang Membuka Lahan Tidur di Nusa Tenggara Timur untuk dijadikan Lahan Pertanian. Tetapi kalau ketersediaan air untuk kebutuhan usaha pertanian tidak cukup, maka hal itu bisa menjadi masalah.
“Petani mana pun, pasti butuh air untuk tanaman pertaniannya. Mungkin saat pak Mentan berkunjung ke NTT, pak Mentan dibawa ke tempat yang ada kubangan airnya, tetapi kalau Pak Mentan masuk ke desa-desa pedalaman, banyak petani yang kesulitan air,” kata Usman Husin dalam Rapat Kerja bersama Menteri Pertanian.
Karena itu, Usman Husin mengusulkan, agar di wilayah Provinsi NTT terutama di Daerah Pemilihan (Dapil) NTT 2 yang meliputi wilayah Pulau Timor, Pulau Sumba serta Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Rote Ndao, dapat dikembangkan sumur bor untuk menyedot air tanah. Sumur bos dibangun di dekat lokasi lahan pertanian atau tidak terlalu jauh dari lahan persawahan, lalu air tanah yang disedot dialirkan menggunakan saluran perpipaan supaya debir airnya tidak berkurang saat sampai di area persawahan.
Karena selama ini, kata Usman Husin, emung atau bendungan yang ada di wilayah Provisni NTT umumnya tidak ada air saat musim kemarau tiba. Kalau pun ada airnya, debit air di embung atau bendungan itu sangat sedikit sehingga tidak mampu mengairi persawahan di sekitarnya. Sehingga nasibnya sama seperti usaha pertanian lahan kering.
Usman Husin bahkan menyebut, kalau debit air di Bendungan Reknamo yang berlokasi di wilayah Kabupaten Kupang bisa dijadikan salah satu contohnya. Kalau sudah memasuki musim kemarau, kira-kira bulan Juli-Agustus, debit air di Bendungan Reknamo juga akan berkurang.
Terhadap kondisi ini, Usman Husin berharap, Kementerian Pertanian bisa memiuliki inovasi dan mencari solusi terbaik bagi penyediaan sumber air yang cukup untuk kebutuhan lahan pertanian. Termasuk berkoordinasi dengan Kementerian PU, selain memberi perhatian terhadap penyediaan bibit tanaman yang unggul, tersediannya pupuk, obat pembasmi hama, serta bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
(max)
Comment