TEROPONGNTT, KUPANG – “Misteri Cinta” menjadi salah satu dari kumpulan puisi menarik karya Suster Benedikta B Koten, RCM, seorang suster Katolik dari Kongregasi Religius Concepsionis Misionaris Pengajaran. Saat ini Suster Benedikta sedang melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Citra Bangsa (UCB).
“Misteri Cinta” adalah puisi yang bercerita tentang suara hati penulis ketika memandangi tubuh Tuhan di Kayu Salib, dan coba memaknai kerelaan dan pengorbanan sebagai Misteri Cinta dari Yang Kuasa. Sebuah puisi religi yang menarik dan sarat makna.
Puisi menarik lainnya yang juga ditulis Suster Benedikta, adalah puisi berjudul “Rindu”. Puisi ini dipersembahkan penulis khusus untuk sang ayah tercinta yang telah berpulang. “Rindu” adalah puisi yang berisikan cerita tentang cinta seorang anak akan ayahnya yang dirasakan sebagai rindu yang mendalam.
Tentunya, ada banyak puisi yang ditulis oleh Suster Benedikta B Koten, RCM. Berikut ini dua puisi diantaranya yang dapat dibaca secara utuh :
MISTERI CINTA
Dari sudut ruang kupandang indah wajahMu
Engkau masih sama yang dulu
Meski kini berbalut luka dan darah
Semata karena taat pada Yang Kuasa
Semata karena cinta dan pengorbanan
Dari sudut ruang kupandang tubuh kakumu
Terpaku pada sebatang salib hina
Engkau masih sama yang dulu
Meski kini kaku dan tak berdaya
Semata karena pembuktian
Semata karena cinta dan pengorbanan
Naluriku terus bertanya Mungkinkah
Kutemukan cinta yang sama di luar sana?
Sebab cintaMu kuat seperti maut
Nyalanya seperti nyala api Tuhan
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta-Mu
Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya
Engkau setia dalam perkataan-Mu
Engkau teguh dalam janji-Mu
“Aku menyertaimu, jangan takut!”
Cinta-Mu tak terhenti sampai di sini
Cinta-Mu tak padam di atas salib ini
Namun membara selamanya…….
Sr. Benedikta, RCM
RINDU
(Untuk Ayah Tercinta)
Kutuangkan rinduku diatas lembaran putih
Dalam sebuah kepastian yang tak pasti
Menunggumu di sini Di penghujung tahun ini
Akankah engkau datang meski hanya dalam mimpi
Kala rindu datang menyapa
Hati ini selalu bertanya
Masihkah aku melihatnya?
Masihkah aku merangkulnya,
Bercanda dengannya?
Masihkah kita berkisah tentang cerita kita?
Entahlah! Semua menjadi tak pasti
Waktu berlalu dan takkan kembali
Meski hati terus menanti disini
Itu semua tak akan mungkin
Takkan menjadi seperti dulu lagi
Tuhan, kutitipkan rinduku untuknya
Sampaikan salamku padanya
Ceritakan padanya tentang semua
Katakan padanya
Aku cinta AYAH………..!!!!
Sr. Benedikta, RCM
(*)
Comment