Ekbis

Seorang Ibu Langsung Hidupkan Sepeda Motornya Ketika Petugas SPBU Oebobo Mengatakan Bensin Habis

133
×

Seorang Ibu Langsung Hidupkan Sepeda Motornya Ketika Petugas SPBU Oebobo Mengatakan Bensin Habis

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNTT, KUPANG – Empat sepeda motor sedang antrian mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di SPBU 5485102 Oebobo, di Jalan Cak Doko Kota Kupang, Sabtu (31/10/2020) sekitar pukul 15.00 wita. Saat itu, petugas SPBU masih mengisi pertalite pada sebuah mobil. Pada baju seragam yang ia kenakan, tampak tertulis nama Okto Sede. Artinya petugas SPBU itu bernama Okto Sede.

Setelah selesai mengisi BBM di mobil tersebut, petugas SPBU 5485102 Oebobo itu kemudian melayani pengisian BBM pada sepeda motor yang sudah antrian. Kepada pengendara sepeda motor, Okto Sede mengatakan, stok bensin habis, yang ada hanya pertalite dan pertamax.

Mengetahui alau yang dilayani adalah pertalite dan pertamax, seorang ibu yang mengendarai sepeda motor dan berada di antrin ketiga, lalu bertanya ulang kepada petugas SPBU tersebut. “Bensin habis?,” tanya ibu itu, dan petugas SPBU menjawab “ya”.

Mendengar jawaban itu, ibu tersebut langsung menghidupkan sepeda motornya dan pergi. Mungkin yang ia butuhkan untuk bahan bakar sepeda motornya cuma bensin. Tidak bisa digantikan dengan pertalite atau pertamax.

Seorang mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang bernama Charlos Wara, saat ditemui secara terpisah di kediamannya di Jalan Manase Ufi Kelurahan Naimata, Kota Kupang, mengatakan, biasanya ia menggunakan bensin sebagai bahan bakar sepeda motor miliknya. Tetapi, kadang-kadang diganti dengan pertalite kalau stok bensin habis saat ia tiba di SPBU.

“Biasanya saya pakai bensin, tapi kalau sampai di SPBU ternyata bensin habis biasanya saya gantikan dengan pertalite. Memang terasa bedanya kalau menggunakan bensin dan menggunakan pertalite. Kalau pakai pertalite, bunyi mesin sepeda motor biasanya terdengar lebih halus, dan larinya pun lebih laju. Tapi untuk lebh hemat sebagai mahasiswa, sebaiknya saya pakai bensin,” kata Charlos Wara.

Sesuai pantauan selama ini di sejumlah SPBU di Kota Kpang, masih banyak pengguna sepeda motor dan mobil pribadi, yang menggunakan bensin aau premium sebagai bahan bakar kendaraannya. Meskipun banyak pula pemilik kendaraan bermotor yang beralih menggunakan pertalite atau pertamax.

Marketing Branch Manager Pertamina NTT, belum berhasil dikofirmasi mengenai peningkatan penggunaan pertaite dan pertamax di wilayah Nusa Teggara Timur (NTT) terutama di wilayah Kota Kupang. Sementara Taufik R. Lubis selaku Komrel Mor V Pertamina, yang dihubungi pertelepon pada ponselnya tidak mengangkat telepon. Mungkin sedang ada kesibukan lain.

Pertamina (Persero) dalam rilisnya beritanya yang dimuat di website https://www.pertamina.com dengan judul “BBM Ramah Lingkungan Diminati, Pertamina Catat Produksi Pertamax Naik” menyebutkan bahwa Pertamina meluncurkan Pertamax pertama kali pada 10 Desember 1999, menggantikan Premix 1994 dan Super TT 1998 yang mengandung unsur Methyl Tertra Butyl Ether (MTBE) yang kurang ramah lingkungan. Menurut Hatim Ilwan, selaku Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi 10:1 dan 11:1 atau kendaraan berbahan bakar bensin yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI).

Hal itu karena Pertamax mengandung pelindung anti karat agar dinding tangki kendaraan, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin tetap bersih, serta terjaga kemurniannya dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna. BBM jenis itu dinilai lebih ramah lingkungan karena kandungan sulfurnya maksimal sebesar 50 ppm (part per million). Hal tersebut sesuai berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O.

Sementara Kompas.com dalam beritanya berjudul “Perbedaan Pertamax, Pertalite, dan Premium” menyatakan bahwa Pertalite merupakan bahan bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta berwarna hijau terang dan jernih. BBM jenis tersebut sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga 10:1. Sehingga lebih tepat digunakan untuk kendaraan bermesin bensin yang beredar di Indonesia.

Pernah pula diberitakan media ini, dalam rangkan Peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2016, Pertamina memberikan diskon khusus untuk harga BBM jenis Pertamax Series di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Diskon bervariasi antara Rp 100 – 300 per liter.

Heppy Wulansari selaku Area Manager Communication & Relations Jatimbalinus saat itu, menjelaskan bahwa diskon khusus tersebut merupakan salah satu cara Pertamina untuk menjangkau lebih banyak konsumen di wilayah NTB dan NTT yang saat ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi konsumen Pertamax Series.

“Pertumbuhan ekonomi di wilayah NTB & NTT yang bagus menunjukkan daya beli masyarakat di sana juga tumbuh dengan baik. Sehingga kami percaya banyak masyarakat yang berpotensi menjadi konsumen Pertamax Series. Dengan diskon ini diharapkan banyak yang lebih tertarik,” kata Heppy di Surabaya, Senin (15/8/2016) siang.

Jika demikian, mengapa masih banyak masyarakat NTT menggunakan BBM premium pada kendaraannya, meskipun jumlah warga yang sudah beralih kepada pertalite dan pertamax sudah terus meningkat?. Apakah masih banyak yang belum menyadari kalau penggunaan BBM jenis pertamax dan pertalite lebih ramah lingkungan dan membuat kendaraan lebih awet dan lebih halus bunyi mesinnya?. Bukankan kejadian di SPBU 5485102 Oebobo, ketika seorang ibu langsung pergi ketika mengetahui stok premium sedang habis di SPBU tersebut, menunjukan kalau masih banyak yang belum menyadari pentingnya menggunakan pertalite dan pertamax pada kendaraannya?.

(*/Maximilianus Marho)

Comment

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/